DI TANJUNG PERANAP

Seluruh Personel Berjibaku Padamkan Api

Seluruh Personel Berjibaku Padamkan Api

SELATPANJANG (HR)- Komandan Rayon Militer  04 Tebingtinggi Mayor Bismi Tambunan, akui masih berjuang keras bersama seluruh personil pemadam kebakaran, melawan api saat yang terjadi sejak beberapa hari lalu di Dusun Kampung Balak, Desa Tanjung Peranap Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti, Selasa kemarin.

"Seluruh kekuatan personil TNI yang ada di Pulau Tebingtinggi dan Pulau Rangsang dikerahkan untuk bergabung dengan tim pemadam kebakaran yang teridiri dari satuan Marinir yang terjun 15 personil setiap hari," katanya.

Bersama Masyarakat Peduli Api dari Desa Tanjung Peranap hingga 30 orang secara bergilir setiap harinya,maupun dari Satpol PP, Dinas Kehutanan, dan juga dari pihak PT NSP. Perusahaan ini, selain mengadakan mesin pompa, juga menerjunkan personil Redam (regu pemadam) kebakaran yang sudah terlatih.

"Ada sekitar 80 personil setiap hari silih berganti untuk melakukan upaya pemadaman api yang terjadi sejak beberapa hari lalu,”ungkap Komandan Rayon Militer (Koramil) 04 Tebingtinggi Mayor Bismi Tambunan, menjawab Haluan Riau lewat ponselnya Selasa sore kemarin langsung dari lokasi kebakaran di Desa Tanjung Peranap. Tambunan mengatakan, pihaknya saat ini tengah melawan asap yang terjadi akibat adanya hutan yang terbakar sebelumnya.

Menurutnya, api di atas permukaan tanah saat ini tidak ada yang tampak. Namun bara api diyakini masih ada satu-satu terletak di dalam tanah. Terbukti dengan masih adanya muncul asap yang keluar dari dalam tanah.

Hal inilah yang masih terus disiram oleh tim pemadam. Dimana menurut Tambunan, jika asap masih terus membubung dari dalam tanah, maka jika dibiarkan dan mendapat tiupan angin hal itu akan menjadi titik api baru lagi. Untuk itu pihaknya sejauh ini masih konsentrasi penuh dengan sasaran pemadaman benar-benar terarah dan mencapai tujuan pemadaman secara permanen,"katanya. Diakunya, kesulitan mendapatkan  sumber air menurut komandan ini, mereka terpaksa menyikapinya dengan menggali sumur di setiap radius 100 meter.

Dalam setiap radius 100 meter, pihaknya menggali sumur untuk persediaan air yang akan  digunakan menyemprot sumber api. Dikatakannya, kerjasama dengan masyarakat desa itu juga membuat tim mereka berhasil mematikan titik api di atas tanah.
Saat ini hanya tinggal bara api yang ada di dalam tanah. Sehingga untuk memadamkan hingga benar-benar padam, butuh waktu dan kehatian-hatian yang tinggi. Sebab salah melangkah, petugas bisa terjebak dalam bara api, sebutnya lagi.

Menurutnya, memadamkan api di tanah gambut, selain jauh lebih sulit, juga harus dengan ekstra hati-hati. Dipermukaan api sudah tidak ada, lantas langsung ditinggalkan, itu itu tidak boleh terjadi.

"Kita harus menunggu lagi beberapa saat jika tidak ada lagi asap yang muncul, maka kita bisa pastikan api sudah padam. Tapi jika asap masih muncul dari permukaan, itu berarti bara api masih ada  di dalam tanah. Inilah pekerjaan pemdaman api yang paling sulit, dibanding dengan pemadaman yang sama di daerah tanah yang keras,”ucap Bismi lagi.(jos)