Tradisi Memasak Bubur Asyuro

Tradisi Memasak Bubur Asyuro

BANGKINANG  (HR)-Setiap menyambut datangnya 10 Muharam, sebahagian masyarakat di Kecamatan Bangkinang masih mempertahankan tradisi yang telah lama berkembang sejak nenek moyang mereka yakni tradisi memasak bubur asyuro.

Tradisi memasak bubur dengan menyatukan 30 jenis buah-buahan sebagai rasa syukur kepada Allah, dilakukan oleh jamaah Masjid Al Munawarah RW 5 Kelurahan Pasir Sialang, Bangkinang.

Mereka sepakat memasak bubur yang diberi nama bubur Asyura itu dengan menghimpun dana secara gotong royong  dan setelah dimasak dibagikan kepada anggota jamaah.

Sebelum perlengkapan memasak dikumpulkan diawali dengan menyiapkan bahan membuat bubur, mulai dari menyediakan kayu api, berbagai jenis buah-buahan, santan, pulut, gula enau dan lainnya.

Sekitar pukul 09.00 Wib, Kamis (22/10) para ibu-ibu telah terlihat berkumpul di samping masjid.Kedatangan mereka sempat menjadi pertanyaan masyarakat dan tak beberapa lama kemudian baru diketahui bahwa mereka akan memasak bubur.

Secara bergantian dan bersama, mereka saling bantu untuk menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan membuat bubur, ada yang mengupas kulit buah-buahan, menyiapkan kayu di tungku, membersihkan peralatan memasak seperti kancah (kauli), sendok panjang untuk mengaduk bubur hingga cerita saling bersahut antar sesama mereka yang diselingi gelak tawa.

Kerja sama memasak bubur pun mulai terasa kompak tak kalah bahan bubur mulai dimasukkan  dan menyatu dengan bahan-bahan lainnya di dalam kuali.

Ketua RW 05 Kelurahan Pasir Sialang, Makmur menyambut baik adanya para ibu yang mempertahankan tradisi masyarakat itu.(dom)