KLH Butuh Alat Pengukur Indeks Udara

KLH Butuh Alat  Pengukur Indeks Udara

DUMAI (HR)-Hingga kini, Kantor Lingkungan Hidup  Kota Dumai belum memiliki alat pengukur indeks udara atau ISPU  atau indeks Standar Pencemaran Udara. Padahal, alat itu sangat dibutuhkan karena setiap ada bencana asap pasti Dumai juga terkena dampak terparah.

Kepala KLH Kota Dumai, Bambang Suriyanto kepada Haluan Riau menegaskan, pihaknya sangat mendesak membutuhkan ISPU tersebut. Selama ini hanya mengandalkan pengukur udara milik PT Chevron, sehingga pihaknya tak bisa mengetahui kondisi udara secara terinci di setiap kecamatan.

"Pengadaan ISPU selalu kita minta baik kepada pusat, provinsi dan daerah. Hanya saja sampai saat ini belum ada tanggapan," ungkapannya, Rabu (21/10).
Bambang menuturkan, kondisi pergerakan angin yang cenderung berpusing di satu tempat dikuatirkan kondisi udara pun berbeda-beda di setiap kecamatan. Sementara, hasil ISPU dari PT Chevron yang selama ini diandalkan hanya mengukur pada satu tempat saja.

"Yang saya kuatirkan jika hasil pengukuran PT Chevron kondisi udara dalam keadaan bagus, namun di kawasan kecamatan lain justru sebaliknya. Kita tak dapat mengetahui hal itu karena tak memiliki ISPU," bebernya.

Bahaya asap sebagaimana diketahui selama ini, bisa menimbulkan kematian akibat penyakit ISPA, asma dan lainnya. Jika pada suatu kawasan kecamatan kondisi udaranya berada di level 900 psi, warga di situ wajib diungsikan ke daerah aman.

"Jika tidak diungsikan, dapat menimbulkan korban jiwa. Itu yang kami kuatirkann, dari sisi lain kami tak ada upaya untuk mengukur udara karean tak memiliki ISPU," sebutnya.

Ia berharap, agar Pemko dan DPRD DPRD Dumai mau menganggarkan pengadaan ISPU. Agar dampak buruk asap terhadap kesehatan dapat terdeksi sejak dini.(zul)