PLTG Sungai Rawa Batal Beroperasi, PLN dinilai Ingkar Janji Lagi

Padam Impian Warga Dapat Listrik

Padam Impian Warga Dapat Listrik

SIAK (HR)-Impian masyarakat Kabupaten Siak mendapat penerangan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Sungai Rawa kembali dipendam. Kini PLN menyampaikan dua kendala baru yang membuat permasalahan semakin rumit.

Kendala pertama soal perselisihan PLN dengan PT Wijaya Karya soal sewa mesin dan masalah kedua kadar gas dari PT Petro Selat dibawah harapan.

Padahal, Kamis (1/1) lalu, GM PLN wilayah Riau dan Kepri, Dodi Pangaribuan mengaku semua masalah sudah selesai. Pembangkit listrik siap beroperasi akhir bulan ini. Namun, pernyataan Dodi Pangaribuan, Selasa (20/1) seolah mematahkan pernyataan sebelumnya.

"PLN wilayah Riau dan Kepri ingin segera mengoperasikan mesin tersebut (PLTG Sungai Rawa), namun konsorsium WIKA sedang mengajukan tuntutan ke BANI. Jadi mereka ingin menunggu hasil keputusan BANI dulu," terang Dodi Pangaribuan.
Selain itu, Dodi mengatakan gas yang dihasilkan Petro Selat LTD kadar methanenya kurang. Padahal sebelumnya Dodi mengaku soal gas tidak ada masalah.

"Gas yang keluar memang kadar methanenya di bawah harapan. Tapi masih bisa dilakukan pre-treatment," terang Dodi Pangaribuan.

Pernyataan Dodi ini seperti melempar permasalahan, karena Dodi sebelumnya mengaku, PT Wijaya Karya sepakat PLN akan membeli mesin PLTG tersebut. Hal ini sebagai solusi yang diajukan PLN untuk mengatasi tagihan sewa mesin selama satu tahun.

Diketahui bersama, PLN menyewa 12 unit mesin pembangkit listrik dengan total daya yang dihasilkan mencapai 26,4 MW dari PT Wijaya Karya. Selama satu tahun lebih berada di Sungai Rawa, mesin tersebut tidak dioperasikan. Namun sesuai ketentuan, pihak Wijaya Karya menuntut sewa mesin meski tidak dioperasikan.

Sesuai rencana awal, daya dari PLTG ini akan dialihkan ke 6 kecamatan yang ada di Kabupaten Siak, dan Kecamatan Siak Kecik Kabupaten Bengkalis. enam kecamatan yang akan dialiri listrik yakni Sungai Apit, Pusako, Sabak Auh, Bungaraya, Siak dan Mempura.

Sementara untuk kecamatan Dayun, Koto Gasib, Lubuk Dalam dan Kerinci kanan akan dialiri listrik bersumber dari pembangkit yang sudah beroperasi di Langgam.

Gas Terbakar Percuma
Humas Petro Selat LTD, Aries Simbolon saat dikonfirmasi mengaku kecewa dengan pernyataan PT PLN. Betapa tidak, saat ini perusahaannya sudah dirugikan karena gas sudah teralirkan ke pipa dan tinggal dihubungkan ke mesin. Namun kini, pengeluaran gas harus dibakar.

"Berapa gas yang harus dibakar, bukan hanya kami yang rugi, Negara juga rugi. Karena bagi hasil dari penambangan gas ini, kami hanya dapat 15-20 persen, sisanya milik pemerintah," kata Aries Simbolon.

Menurut Aries, pernyataan Dodi Pangaribuan hanya untuk membingungkan masyarakat, sehingga ada yang disalahkan jika PLN tidak mengoperasikan PLTG Sungai Rawa. "Jelas publik sudah tahu, bahwa PLN berselisih dengan PT Wijaya Karya soal sewa mesin. Akibatnya mesin belum bisa dioperasikan, jadi jangan melempar kesalahan pada kami," tegas Aries Simbolon.

Aries Simbolon mengakui bahwa kadar methane gas yang diproduksi kurang, namun masih layak untuk bahan bakar PLTG tersebut. "Kita tarik ke belakang, apa dasar PLN mendatangkan mesin. Tidak mungkin mesin didatangkan sebelum mengetahui kadar bahan bakar," ujarnya.

Ia berharap, PLN bisa segera menyelesaikan perselisihannya dengan PT Wijaya Karya, sehingga pemerintah tidak dirugikan berkepanjangan.

Sebagaimana diketahui bersama, upaya pembangunan PLTG Sungai Rawa sudah berlangsung 3 tahun lalu. Jika melihat perencanaan pengoperasian awal, sudah 2 tahun masyarakat menunggu.

"Awalnya janji sebelum ulang tahun Siak tahun 2013 akan dioperasikan, molor dan molor lagi. Janji akan beroperasi Agustus 2014, molor dan janji lagi sebelum ulang tahun Siak 2014. Sampai akhir Oktober tidak ada kabar bahkan sampai sekarang," kata tokoh masyarakat Siak, Budi.

Ia mengaku sudah muak dengan janji PLN, dan harus mengubur dalam-dalam impian mendapatkan penerangan listrik dari PLTG Sungai Rawa, karena semakin lama permasalahan semakin rumit. Jika terus diimpikan, maka akan menambah kebencian dan amarah.

Ia memahami, saat ini masyarakat Kabupaten Siak sudah sangat mengharapkan kehadiran penerangan, apalagi masyarakat di desa yang masih mengandalkanlistrik tenaga disel.***