Sidak Gas Elpiji Disperindag Siak di Bungaraya

Lebih Dua Jam Warga Menunggu Datangnya Gas

Lebih Dua Jam Warga Menunggu Datangnya Gas

Sudah berjam-jam warga Kampung Dayang Suri, Temusai dan Jatibaru, Kecamatan Bungaraya menunggu gas elpiji 3 kg datang. Dari beberapa kampung untuk berdiri dan duduk di depan Kantor Kampung Dayang Suri menunggu si melon yang sudah lama dinanti-nanti.

"Kami sudah dari jam delapan pagi tadi ke sini (kantor desa) menunggu gas elpiji 3 kg dari pertamina atau Disperindag Siak yang sedang melakukan sidak. Keberangkatan kami pagi-pagi ke sini agar kami tidak ketinggalan dalam pembelian gas elpiji yang sangat murah, sesuai dengan harga standarnya," kata Mulyani (43), warga Temusai, Rabu (7/10).

Hal senada juga diungkapkan Mbah Sahroji (70). Ia bersama masyarakat yang lain sudah lama menunggu, sekitar 3 jam menunggu di depan Kantor Kampung Dayang Suri. Tapi sayang, mobil yang mengangkut gas elpiji tak kunjung tiba.

"Sudah hampir 3 jam kami menunggu di sini, sampai bosan rasanya tapi tak kunjung datang. Kami berharap pemerintah bisa lebih tanggap dengan keluhan masyarakat ini, khususnya dengan gas elpiji 3 kg. Karena gas ini sangat diperlukan masyarakat. Kalau bisa kami berharap setiap setengah bulan sekali diadakan sidak seperti ini atau pihak desa yang mengondisikan gas elpiji ini agar tepat sasaran dan masyarakat tidak kesulitan lagi seperti ini," harapnya.

Warga juga berharap agar pihak desa bisa mewakili mereka membeli gas elpiji tersebut untuk masyarakat. Sementara itu Diana (28), warga Dayang Suri juga mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kg di kampungnya yang sampai 2 minggu masih juga belum ada.

"Warga Dayang Suri sudah 2 minggu lebih merasakan kelangkaan si melon. Sebagian warga di sini sampai ke Sei Pakning mencari si melon demi untuk memasak. Banyak warga di sini menggunakan tungkang atau kayu bakar untuk memasak nasi dan air," ungkapnya.

"Jangankan gas elpiji 3kg, gas elpiji yang 12 kg saja di sini kemarin juga langka. Alhamdulilah hari ini katannya akan datang gas elpiji tersebut," imbuhnya.

Setelah beberapa jam menunggu, dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.45 WIB, barulah mobil elpiji 3kg datang. Dengan rasa gembira warga bersorak dan menghampiri mobil tersebut. Untuk menjaga keamanan, aparat kampung langsung menggiring mobil bermuatan elpiji tersebut untuk parkir di depan kantor kampung, dan mengusir warga agar mengantri di luar pagar depan kantor kampung.

Satu persatu dipanggil berdasarkan KK yang sudah distor serahkan kepada aparat kampung untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg tersebut.

Tengku Indra mengatakan, para warga disuruh membawa foto kopi Kartu Keluarga (KK)  karena untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan elpiji atau pedagang gas elpiji.

"Mereka memang disuruh membawa foto kopi KK untuk mengatisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu untuk mengantisipasi agar para pedagang atau penimbun memanfaatkan hal ini atau mencari keuntungan dengan membeli sebanyak-banyaknya elpiji 3 kg untuk dijual dengan harga yang lebih mahal," jelasnya.

Sementara itu Kepala Disperindag Siak Wan Buhori mengatakan, hari ini memang diadakan sidak di Kecamatan Bugaraya di tiga titik, yaitu Kampung Jatibaru, Dayang Suri dan Tuah Indrapura.

"Ini kita lakukan guna membantu masyarakat miskin yang ada di Bungaraya. Kita sudah mengirimkan 3 mobil dengan jumlah 1.680 tabung gas elpiji 3 kg. Semoga gas tersebut bisa membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya,"ungkapnya.

"Kami mengimbau juga kepada PNS atau orang kaya jangan menggunakan gas elpiji 3 kg, karena gas tersebut adalah gas bersubsidi buat masyarakat miskin. Kasianlah kepada mereka (masyarakat miskin), karena haknya untuk mendapatkan gas tersebut habis karena ulah para orang-orang yang tak pandai bersyukur.

 Seperti halnya orang kaya yang banyak membeli gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan pribadinya, dan tidak memikirkan dampak dari kelakuan yang ia lakukan," imbaunya.

Lebih lanjut Wan Buhori menceritakan, dirinya pernah juga melihat orang yang mampu atau kaya tapi mereka masih juga menggunakan gas elpiji 3 kg.

"Kami juga pernah melihat orang kaya menggunakan mobil fortuner atau mobil mewah dengan PD-nya membeli gas elpiji 3 kg, tanpa merasakan bahwa tindakannya itu salah. Maka dari itu kami benar-benar meminta kesadarannya untuk dapat memakai gas non subsidi, agar masyarakat miskin bisa terlayani dan mudah kembali mendapatkan gas elpiji 3kg tersebut. Berdasarkan kuota di Siak ini sudah dilebihkan tapi masih kurang saja," pungkasnya. ****