Operasi Pasar tak Selesaikan Masalah

Gas Melon Tetap Saja Langka di Pekanbaru

Gas Melon Tetap Saja Langka di Pekanbaru

PEKANBARU(HR)-Aneh memang. Meski sebagai ibukota Provinsi Riau, kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram alias gas melon, masih saja terjadi di Pekanbaru. Operasi pasar yang telah gencar dilakukan sejak beberapa hari belakangan ini, ternyata belum mampu


Gas
menyelesaikan masalah.
Dari pantauan lapangan sejak beberapa hari belakangan ini, melihat warga berkeliling mencari gas melon, sudah menjadi pemandangan rutin di Kota Bertuah. Tidak itu saja, antrean panjang saat digelarnya operasi pasar atau kerumuman masyarakat di pangkalan, juga masih kerap terjadi. Anehnya, meski kondisinya sudah seperti itu, gas melon masih tetap saja sulit ditemukan di Kota Pekanbaru.
Kondisi itu diakui Yudi, warga Kulim, Senin (5/10). Ia mengaku sudah dua hari mencari gas melon tersebut ke sana-kemari. Namun tidak juga mendapatkannya.

"Sudah dua hari saya mencarinya, mulai dari sekitaran Kulim sampai Jalan Harapan Raya, tidak ada. Saya juga heran, meski sudah sering diberitakan dan digelar operasi pasar, tetap saja sudah mencarinya. Kalau ada operasi pasar, di mana? kapan?," ujarnya kesal,  

Ia menduga, sudah banyak pihak yang bermain dan mengambil keuntungan dari kelangkaan ini. Bahkan ke pangkalan saja sulit menemukannya. Banyak pihak pangkalan mengaku stok elpiji habis.

"Saya tidak yakin, kalau gas itu habis, padahal saya baru saja lihat adan mobil agen mendistribusikan ke pangkalannya, uniknya pangkalan tidak menjual gas itu kepada saya. Ini ada apa sebenarnya," rutuknya.

Tak Tepat Sasaran
Menyikapi hal itu, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru, Masirba H Sulaiman, tak menampiknya. Dikatakan, dari hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya, operasi pasar dinilai tidak tepat sasaran. Pasalnya, masih banyak yang membeli dari kalangan mampu.

"Yang membeli datang pakai mobil mewah. Belinya juga sekalian banyak. bahkan ada yang langsung lima tabung. Artinya belum ada kesadaran dari masyarakat ekonomi ke atas akan hal itu," katanya.

Selain itu, pihaknya juga menemukan kendala di lapangan. Sesuai aturan, pembelian gas melon harus disertai KTP dan KK. Namun ini juga diprotes masyarakat. Sehingga pihaknya jadi serba salah.

"Untuk itu, mulai besok (hari ini, red) , kami akan mengirim daftar nama-nama pangkalan ke kelurahan. Jadi kita harap pihak kelurahan nanti juga bisa mengawasi. Kita akan berlakukan untuk pembelian gas saat operais pasar. Harus pakai kartu yang diketahui kelurahan. Kami juga akan rapat dengan Gubernur dan Disperindag se-Riau," katanya.

Terkait dengan permasalahan adanya dugaan pangkalan yang bermain, Irba menegaskan agar mencatat nama pangkalan itu, lengkap dengan alamat berdirinya. Pihaknya akan menindak tegas.
"Jangan main- main dengan nasib hajat orang banyak. Laporkan, catat nama pangkalan itu, dengan alamatnya, akan Kita panggil, bila terbukti hari ini juga kita tutup," tegasnya.

Terpisah, Kadisperindag Riau, M Firdaus menuturkan bahwa dengan telah dilakukannya operasi pasar, seharusnya sudah tidak ada kekosongan atau kelangkaan lagi.

Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh kabupaten/kota mendata ulang jumlah masyarakat miskin yang berhak membeli gas subsidi tersebut. Sehingga suplay gas LPG tersebut bisa tepat sasaran dan tidak ada lagi orang kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan gas melon ini.

Sedangkan Sales Executive LPG V Pertamina Riau, Mahfud Nadyo mengatakan, pihaknya tidak pernah mengurangi suplai gas melon tersebut. Semua dibuat sesuai kuota yang ditentukan dan didistribusikan sesuai dengan jadwalnya.

Namun, apabila ada kecurangan baik di pangkalan atau agen pihaknya akan memberikan sanksi atau punismen bahkan melakukan pencabutan izin usaha terhadap pangkalan tersebut, pungkasnya. (her, nie)