n Atasi Korban Kabut Asap

Layanan Puskesmas Mengecewakan

Layanan Puskesmas Mengecewakan

PEKANBARU (HR)-Imbauan kepala daerah yang meminta Puskesmas selalu siaga 24 jam untuk melayani masyarakat korban asap, tampaknya belum dilaksanakan secara maksimal. Diduga, masih banyak pengelola Puskesmas yang tidak menerapkan imbauan itu, sehingga pelayanan korban kabut asap tidak maksimal. Tak ayal, kondisi itu membuat warga merasa kecewa.

Kondisi itu diungkapkan Ramli, warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Kepada wartawan, Kamis (1/10) kemarin, ia mengungkapkan rasa kecewanya atas layanan Puskesmas di kawasan itu, yang sudah tutup pada siang hari.
"Saya sangat kecewa dengan pelayanan di puskesmas. Tadi siang (kemarin, red) sekitar pukul 13.00 WIB, saya hendak cek kesehatan anak saya. Tapi petugas Puskesmas tidak menerimanya dengan alasan perawatan

Layanan
rawat jalan sudah tutup dan saya diminta datang lagi besok pagi," keluhnya.
Pengakuan Ramli itu bertentangan dengan Maklumat Walikota Pekanbaru tentang tanggap darurat asap. Seperti dirilis sebelumnya, Walikota Pekanbaru sudah memerintahkan seluruh Puskesmas harus buka dan siaga 24 jam melayani masyarakat.

"Harusnya Posko darurat asap juga dibuka di Puskesmas-puskesmas, sehingga akses masyarakat lebih dekat. Saya sangat mendukung dibukanya posko penanggulangan asap sehingga masyarakat lebih mudah dan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan," tambahnya.
Ketika dikonfirmasi, salah seorang petugas Puskesmas Tampan, mengatakan, aturan tetap buka selama 24 jam hanya untuk yang bersifat gawat darurat seperti ada pasien yang mau melahirkan, kecelakaan dan sebagainya.
Menanggapi hal itu, Kabag Humas Pemko Pekanbaru, Alek Kurniawan mengimbau kepada Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru menyiagakan dan memungsikan Puskesmas lebih optimal lagi. Pasalnya Puskesmaslah tempat pertama masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Saya berharap di puskesmas juga dibuka Posko Darurat Asap seperti di Kantor Walikota Pekanbaru, sehingga aksesnya lebih dekat dan lebih mudah terjangkau," ujarnya.
Prihatin
Terkait kabut asap tersebut, mantan Presiden Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UKM Malaysia Tahun 2013, Muhammad Subhan, juga mengaku sangat prihatin. Apalagi, saat ini Indonesia sudah kerap disindir, karena dinilai tak mampu menangani kebakaran hutan dan lahan, yang selalu terjadi setiap tahun. Buntutnya, setiap tahun Indonesia selalu menjadi pengirim asap ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Dalam rilisnya yang diterima redaksi tadi malam, menurut kandidat doktor tersebut, yang jauh lebih memprihatinkan tentu saja kondisi masyarakat Riau saat ini yang harus rela bertahan di tengah kepungan asap tebal, yang tentu saja sangat membahayakan kesehatan.

"Dari apa yang kami dengar dan kami lihat di media massa, kondisi masyarakat Riau sekarang begitu memprihatinkan. Kabut asap telah membahayakan kesehatan. Apalagi kami dengar asap ini sudah memakan korban jiwa. Ini tentu sangat disayangkan," ujarnya.
Dikatakan, seharusnya pemerintah sudah punya solusi untuk mengatasi masalah yang setiap tahun selalu muncul tersebut. Apalagi, kabut asap ini sudah menjadi malapetaka di tingkat internasional, karena sudah merembes ke negara tetangga.
 
Putra jati Melayu Riau tersebut juga menyarankan agar pemerintah tidak gengsi untuk menerima bantuan yang sudah ditawarkan jauh-jauh hari oleh Kerajaan Malaysia dan Singapura.

“sekiranya stake holder terkait jangan gengsi untuk menerima bantuan dari negara tetangga. Kita yang berada di sini (Kuala Lumpur, red) juga merasakan bagaimana asap kiriman dari negara kita,” tambahnya.

Bandara SSK Membaik

Sementara itu, dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dikabarkan aktivitas pada Kamis kemarin, jauh lebih baik dibanding hari-hari sebelumnya. Hal itu setelah jarak pandang di landasan pacu, mencapai 1.200 meter. Sementara lima hari sebelumnya, aktivitas di Bandara ini mengalami lumpuh total karena jarak pandang yang sangat terbatas.

Buntutnya, sudah ada pesawat yang berhasil landing maupun take off. Menurut Officer In Charge Bandara SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan, sejak Kamis pagi kemarin, jarak pandang di kawasan bandara SSK II Pekanbaru hanya sejauh 500 meter saja. Namun memasuki pukul 11.00 WIB, jarak pandang di Bandara SSK II Pekanbaru meningkat hingga mencapai 1.200 meter.

"Namun memasuki pukul 14.30 WIB, jarak pandang turun kembali menjadi 1.000 meter saja. Namun jarak itu masih bisa untuk pilot melakukan pendaratan maupun penerbangan," terangnya.

Mulai pukul 12.50 WIB, tambahnya, pesawat sudah bisa melakukan pendaratan maupun penerbangan. Hingga pukul 16.00 WIB, sudah ada 5 pesawat yang melakukan pendaratan maupun penerbangan.

"5 pesawat yang berhasil landing maupun take off adalah pesawat dari maskapai penerbangan Citilink, Garuda, Lion Air dan Batik Air," terang Ibnu. (bbs, rtc, rls, sis)