Dolar AS Diramal Rp14.500-Rp14.800

Dolar AS Diramal Rp14.500-Rp14.800

Jakarta (HR)-Gerak rupiah masih akan tertekan hingga akhir tahun ini. Dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mencapai Rp14.500-Rp14.800 di akhir tahun ini.

Demikian dikatakan Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, saat Paparan Macroekonomi Outlook Mandiri Grup Triwulan III-2015, di Ruang Auditorium, Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/9).

"Kurs Rp 14.500-Rp 14.800/US$ di akhir tahun," katanya.
Destry menjelaskan, gerak rupiah tersebut sangat dipengaruhi kondisi global. Saat ini, perlambatan ekonomi tengah terjadi dunia, terlebih harga komoditas juga anjlok.

Jangan sampai pemerintah China kembali mendevaluasi yuan, karena akan kembali menggoyang perekonomian global termasuk Indonesia.

 "Kalau China sampai mendevaluasi mata uangnya lagi, maka Indonesia atau lainnya terpengaruh, mau nggak mau Indonesia kena lagi," katanya.

Meski perlambatan ekonomi tengah terjadi, Destry mengungkapkan, kondisi perekonomian saat ini masih jauh dari krisis. Hanya saja, kata Destry, Indonesia perlu lebih kreatif untuk bisa menggenjot perekonomiannya.

"Di 2008 dan sekarang beda. Sekarang lebih kompleks. Dulu likuiditas masih banyak, negara maju mengeluarkan stimulus, suku bunga rendah, booming komoditas.

 Sekarang kondisi beda, likuiditas kita nggak bisa berharap banyak ada reversal masuk ke kita, commodity cycle sudah berubah, komoditas turun dampak ke kita, ditambah lagi China melambat, menukik, jadi dari sisi global kita tidak bisa berharap banyak," jelas dia.

Untuk mengantisipasi serangan kondisi global lebih lanjut, Destry menyebutkan, pemerintah dan otoritas di sektor keuangan perlu segera membentuk UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).

 Ini dibuat agar payung hukum kebijakan di sektor keuangan bisa lebih jelas.

"Kontijensi sangat perlu tapi intinya ada UU JPSK dulu deh, terus terang kalau sampai sektor keuangan kena, bahaya, karena sektor keuangan jadi urat nadi ekonomi kita," imbuh Destry.(dtc/rio)