Atasi Masuknya Barang Lewat Pelabuhan Tikus

Balai Karantina Ngaku Kewalahan

Balai Karantina Ngaku Kewalahan

SELATPANJANG (HR)- Balai Karantina Selatpanjang mengaku kewalahan mengatasi persoalan banyaknya masuk barang ke Selatpanjang tanpa bisa melalui rekomendasi pemerintah. Salah satu penyebabnya karena banyaknya pelabuhan tikus.

"Kondisi ini tidak menjamin sterilnya berbagai barang makanan dan daging untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk itu diharapkan, kepada seluruh masyarakat, khususnya yang berada di dekat pelabuhan tikus tersebut agar berkenan memberikan informasi kepada petugas," ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian 1 Pekanbaru, wilayah kerja Kabupaten Kepulauan Meranti drh Andry Pandu Latansa kepada Haluan Riau lewat ponselnya Minggu (18/1).

Diungkapkannya salah satu pelabuhan yang banyak memasok barang berupa hewan untuk pedaging adalah pelabuhan tikus yang ada di Desa Gogok dan Desa Alai.

"Juga tidak tertutup kemungkinan pelabuhan lainnya yang terdapat di hampir seluruh pulau yang ada. Mulai dari Pulau Rangsang, Merbau Tebingtinggi dan lain sebagainya," ujarnya.

Terutama menjelang perayaan hari raya keagamaan, bahkan dari luar negeri seperti daging ayam ras juga masuk tanpa melalui prosedur resmi. Ini akan sangat beresiko terhadap kesehatan masyarakat maupun hewan ternak piaraan masyarakat.

"Sebab masuknya tidak melalui pemeriksaan kesehatan sebagaimana mestinya. Untuk itu pihaknya berharap dukungan semua pihak untuk membantu mengantisipasi terhadap masuknya berbagai sumber penyakit ditularkan dari bahan makan atau hewan peliharaan ataupun dari dagung hewan yang akan dikonsumsi yang dapat merugikan kesehatan masyarakat itu sendiri,” kata Andry.

Hal yang sama juga diharapkan kepada para pedagang antar pulau. Seperti barang- barang yang masuk dari Provinsi Kepulauan Riau harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan pihak Karantina.

"Mulai dari buah-buahan, bahan makanan, minuman dan barang komoditas lainnya baik untuk digunakan secara pribadi maupun untuk tujuan komersial,” jelasnya.***