Tak Ada Masalah

Guru Ditembak Polisi Rohul

Guru Ditembak Polisi Rohul

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga, kerabat, termasuk Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rambah Samo, meminta Kapolda Riau, mengusut tuntas motif penembakan tersebut. Mereka menduga penembakan tersebut tidak sesuai aturan atau SOP. Apalagi saat ditangkap, korban dalam keadaan jongkok dengan posisi tangan di kening.
“Dia ini (Fakhrur Razi) bukan penjahat. Lalu kenapa polisi menembaknya sampai tiga kali? Satu tembakan saja kita tidak melawan, ini sampai tiga kali. Selain ditembak, dagu dan mulutnya bengkak-bengkak. Ada unsur apa? Dia ditembak pukul 02.00 WIB dinihari, dibawa ke RSUD pukul 03.00 WIB,” ujar Syamsaipul,  Ketua Ikatan Pesisir Selatan, yang diamini Kepsek SMAN 1 Rambah Samo, Drs Paino, SPd dan Elsam (49), kakak kandung korban, saat ditemui di RSUD, Kamis (17/9).
Sesuai pengakuan Paino, selama mengajar bidang studi Biologi di SMA Negeri 1 Rambah Samo, Fakhrur Razi, tidak pernah bermasalah sekalipun. Setiap tugas yang diberikan selalu dijalankan dengan baik. Ia juga tidak pernah komplain dengan anak (siswa) termasuk dengan majelis guru lainnya.  “Terus terang saja, saat mendapat berita ini saya terkejut,” keluhnya.
Informasi yang didapat Paino dari masyarakat, kejadian berawal saat Fakhrur Razi berlari-lari lalu masuk gang. Ketika itu dua orang yang saat itu sedang jaga kaget melihat orang lari-lari. Lalu dia memperhatikannya. Korban saat itu masuk gang.
“Lalu warga yang jaga itu membangunkan temannya. Kemudian kedua orang jaga ini bagi tugas. Satu orang jaga di depan, satu di belakang. Lalu setelah dicari-cari sekitar setengah jam tidak ketemu, tiba tiba nampak bayangan orang seperti melompat. Saat itu korban ditemukan dalam kondisi jungkok. Saat ditanya korban selalu diam dan sesekali seperti menunduk. Namun kapan dia ditembak kita tidak tahu,” terang Paino.
Sementara itu Elsam, kakak kandung korban, yang sengaja datang dari kampung halamannya Solok Selatan, mengaku kecewa atas tindakan oknum Polisi Rohul terhadap adiknya. Dia meminta Kapolda Riau mengungkap kasus tersebut. “Dari dulu  Fakhrur Razi ini ada penyakitnya. Kalau terkejut saat tidur dia lari-lari. Untuk itu kami meminta supaya kasus ini diungkap,” singkatnya.
Halangi
Saat Haluan Riau mencoba masuk mengambil gambar, seorang yang diduga dari Kepolisian Polres Rohul berpakain preman mencoba menghalang-halangi. “Dari mana Pak? Sesuai perintah Kapolres, harus koordinasi dulu dengan beliau baru bisa masuk,” katanya.
Setelah menunggu beberapa jam Kapolres Rokan Hulu, AKBP Pitoyo Agung Yuwono, akhirnya memberikan keterangan seputar kejadian tersebut. Dikatakannya, sesuai keterangan masyarakat yang dihimpun, korban ditembak karena sempat memberikan perlawanan sekaligus meronta saat diamankan. Lalu oleh petugas dilumpuhkan,
“Jadi kejadian itu berawal dari laporan masyarakat yang meneriaki maling. Warga langsung menghubungi pihak Kepolisian. Setelah mencari selama satu jam akhirnya korban ditemukan bersembunyi dan sempat bergumul dengan masyarakat. Di tangan korban ditemukan sesuatu dan petugas melumpuhkannya. Bahkan saat diamankan petugas korban masih ngoceh tidak tentu arah. Anggota yang melumpuhkan korban saat ini sedang diperiksa Propam. Artinya kasus ini masih tahap penyelidikan,” singkat Kapolres Rohul..
Di tempat terpisah, Dirut RSUD Pasir Pengaraian Wildan, melalui Minarli, selaku Humas RSUD Pasir Pengaraian membenarkan pihaknya saat ini tengah merawat seorang warga karena mengalami luka tembak pada bagian paha dan kaki. Dijadwalkan pukul 12.00 WIB dokter akan menggelar operasi untuk mengeluarkan proyetil (peluru) yang bersarang dikakinya.
“Fakhrur Razi dirujuk ke RSUD pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Sesuai hasil pemeriksaan dokter, dia mengalami luka tembak satu luka pada bagian pahan kanan, satu luka bagian betis kanan dan satu luka kaki kiri. Kalau tidak ada halangan jam 12.00 WIB akan dioperasi untuk mengeluarkan proyektil dari kakinya,” ujar Wildan*****