Masyarakat Enggan Gunakan Masker

Kualitas Udara Pekanbaru Berbahaya

Kualitas Udara Pekanbaru Berbahaya

Pekanbaru (HR)-Kualitas udara Kota Pekanbaru kembali pada level berbahaya, menurut data yang dirilis Stasiun Metereologi Pekanbaru, kadar PM10 telah melewati angka 600.

"Udara Pekanbaru sudah masuk level berbahaya, kabut asap semakin pekat hingga pagi ini," kata Sugarin, Kepala Stasiun Metereologi Pekanbaru kepada Haluan Riau.

Juga diinformasikan bahwa asap pekat tersebut terbawa angin yang bertiup dari selatan, tepatnya provinsi tetangga Jambi dan Sumatera Selatan.

Menurut Sugarin, hampir seluruh wilayah Riau yang berbatasan langsung dengan Jambi, mengalami kondisi kabut asap yang demikian pekat.

Meski kualitas udara sudah masuk level berbahaya, namun sebagian besar warga kota
Kualitas
yang beraktifitas diluar rumah terpantau tidak menggunakan masker.

"Saya tak punya masker, lagipula kita sudah biasa menempuh asap seperti ini. Kan tiap tahun, rasanya sudah kebal," ungkap Sobirin pengendara Becak Motor kepada Haluan Riau.
Tampaknya himbauan pemerintah daerah untuk menggunakan masker, sudah tak mempan lagi bagi sebagian warga kota Pekanbaru. Keenganan ini, terkesan warga menganggap partikel asap ini sama halnya dengan asap rokok.

50 Meter
Kondisi asap kian parah menyelimuti Pekanbaru, hingga kemarin pagi. Jarak pandang terbatas di bawah 100 metera, asap pekat membuat kota Pekanbaru bak hilang ditelan asap. Bahkan di Kecamatan Rumbai malah jarak pandang hanya 50 meter.

Sejak pagi, sejumlah anggota Polantas bersiaga di sejumlah persimpangan terutama di kawasan pusat kota. Pihak kepolisian yang berjaga memberikan aba-aba jari dikepal lantas dilepas kembali. Menandakan agar semua kendaraan roda empat menyalakan lampu.

Seluruh kendaraan roda empat, diminta menyalakan lampu demi keselamatan. Ini memang karena kondisi asap sudah sangat parah.

"Asap sudah berbahaya kali ini, kendaraan yang melintas jika tidak menyalakan lampu di atas jarak 100 meter tidak kelihatan lagi," kata Fajri (26) salah seorang warga Pekanbaru.

Asap juga membuat dunia pendidikan kembali lumpuh hari ini. Padahal dua hari yang lalu, saat Pekanbaru diguyur hujan, pendidikan sempat aktif kembali.

"Hari ini anak saya tak sekolah lagi, padahal baru dua hari masuk.  Mau sampai kapan asap ini akan berakhir," keluh Ny Elis (38) warga Panam, Pekanbaru.

Data BMKG Pekanbaru menunjukan, sebaran titik panas paling banyak berada di Sumsel 621 titik panas. Menyusul Provinsi Jambi (100), Bangka Belitung (45), Riau (14), Lampung (25), Kepri (14), Sumbar (12), dan Aceh (1).

"Dari jumlah 833 diperkirakan 70 persen merupakan titik api," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.

Imbasnya, kini Riau dikepung asap secara keseluruhan. Kondisi asap yang kian parah ini membuat jarak pandang terbatas hanya 100 meter di Pekanbaru. Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Pelalawan dan Inhu juga  100 meter.

"Secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah berawan disertai kabut asap. Peluang hujan dengan intensitas ringan tidak merata pada siang atau sore hari terjadi di wilayah Riau bagian utara," kata Sugarin.(yuk)