Dewan Usulkan Pemko Bangun Perguruan Tinggi

Dewan Usulkan Pemko Bangun Perguruan Tinggi
PEKANBARU (HR)-Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Nofrizal, mengusulkan Pemko Pekanbaru mendirikan Perguruan Tinggi di Pekanbaru. hal ini untuk mengakomodir lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Pekanbaru baik yang negeri maupun swasta, namun belum terakomodir dengan baik.
 
"Kita perlu mendorong Pemerintah Kota Pekanbaru segera menggagas pembangunan PT Teknik atau Politeknik, mempersiapkan Ranperda, untuk payung hukum dalam melaksanakan kegiatan ini," ujarnya, Jumat (11/9).
 
Menurut Politisi PAN ini, dengan pertumbuhan perekonomian yang sangat tinggi di Pekanbaru, dan di Provinsi Riau, maka sangat diperlukan lulusan yang memiliki keterampilan dan skill yang tinggi.
 
 "Ini tentunya disiapkan pada jenjang pendidikan politeknik atau sekolah tinggi teknik," tambahnya.
 
Disebutkan Nofrizal, untuk Pekanbaru saat ini ada sekitar 7 SMK Negeri dan 39 SMK Swasta. 
 
"Pertumbuhan PT Teknik di Pekanbaru belum menunjukkan grafik yang menjanjikan. Kita hanya memiliki satu politeknik yang dimiliki oleh CPI, yaitu PCR," ungkapnya.
 
Ini dinilai sangat kurang. Jika tidak direncanakan dari sekarang, menurut Nofrizal, Pekanbaru akan kalah bersaing dengan lulusan yang datang dari luar Riau.
 
 Karena, dengan mendirikan Sekolah Tinggi Teknik, maka lulusan lulusan sekolah kejuruan, baik yang di Pekanbaru maupun Riau secara keseluruhan akan dipermudah.
 
"Karena disamping biayanya tidak terlalu mahal, juga tidak terlalu jauh atau tidak perlu jauh-jauh. Sehingga kesempatan bagi keluarga yang ekonominya kurang mampu sangat membantu," sebut Nofrizal.
 
Untuk itu, dikatakan Nofrizal, dirinya mendorong Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mengusulkan Ranperda tentang pendirian Politeknik Pekanbaru.
 
 "Bisa saja manfaatkan bangunan yang sekarang diperuntukkan untuk SMK Teknologi di Garuda Sakti," pungkasnya.
 
Dalam hal ini juga, Nofrizal juga berharap ada dukungan dari pengelola SMK Swasta. Karena kekhawatiran terhadap dampak dari dibangunnya SMK Teknologi, yang akan kekurangan murid nantinya.
 
 "Ini kita anggap suatu solusi yang bagus, dan terobosan dalam mencetak lulusan pencari kerja yang berkualitas tinggi dan skill," tuturnya.***