Buntut Simulasi Pengamanan Pilkada di Rohul

Siswa SD Terkena Gas Air Mata

Siswa SD Terkena Gas Air Mata

PASIR PENGARAIAN (HR)-Maksud hati menggelar persiapan dengan baik, agar proses Pilkada di Rokan Hulu bisa berjalan dengan lancar. Namun tak disangka-sangka, simulasi pengamanan Pilkada yang digelar Polres Rokan Hulu di Taman Kota Pasir Pengaraian, Rabu (26/8) kemarin, ternyata menimbulkan masalah lain. Hal itu setelah sejumlah siswa SD Negeri 001 Rambah, Pasir Pengaraian, malah kena imbas dari gas air mata yang dilepaskan petugas.

Buntutnya, pihak sekolah terpaksa memulangkan para siswa sebelum jadwal pulang.

Umumnya, siswa SD yang terkena gas air mata itu, mengalami perih-perih pada mata mereka.

Dari pantauan lapangan, jarak bangunan SD tersebut dengan tempat digelarnya simulasi, yakni Taman Kota Pasir Pengaraian, memang tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 50 meter. Kuat dugaan, gas air mata yang dilepaskan petugas saat menggelar simulasi pengamanan Pilkada, tertiup dibawa angin ke areal sekolah dan akhirnya menimpa para siswa. Kondisi ini juga sempat membuat para guru jadi kelabakan karena siswa mereka tiba-tiba mengalami perih pada mata mereka.

Kondisi itu dibenarkan Nadin, salah seorang siswa SD Negeri 001 Rambah, yang terkena dampak gas air mata tersebut. Ia mengaku, matanya terasa perih dan mengeluarkan air mata secara terus menerus. "Mata saya pedih om kena asap," ujarnya sambil terus memegang kedua matanya.

Tidak hanya Nadin, kondisi serupa juga dialami para siswa lain. Tak ayal, kejadian yang terhitung langka ini sempat membuat sekolah menjadi heboh.

Ketika ditemui, Kepala Sekolah 001 Rambah, Abdul Latif, membenarkan hal itu. Dikatakan, pihaknya terpaksa mengambil kebijakan untuk memulangkan para siswa lebih awal. Sebab, dikhawatirkan gas air mata yang terbawa angin ke areal sekolah, bisa membahayakan para siswa. Apalagi jarak dari Taman Kota Pasir Pengaraian dengan areal sekolah hanya sekitar 50 meter.

Latif juga mengaku menyayangkan hal itu. Sebab, simulasi itu digelar tanpa ada pemberitahuan kepada pihak sekolah. Menurutnya, jika saja Polres Rohul melakukan koordinasi terlebih dahulu, pihaknya bisa mengambil kebijakan dengan meliburkan para siswa. "Seandainya ada koordinasi terlebih dahulu, kita bisa liburkan para siswa," ujarnya.

Di tempat terpisah, petugas kesehatan dari Puskesmas Rambah, dr Rina, mengatakan, efek gas air mata bisa membuat mata terasa perih. Selain itu, kulit juga bisa menjadi memar-memar. Namun yang cukup membahayakan, gas tersebut bisa berdampak berat jika sempat terhirup oleh manusia.

"Syukurlah, sejauh ini yang tampak hanya dampak ringan saja. Umumnya anak-anak mengalami perih di mata. Kita sudah minta mereka mencuci muka kemudian kita bagikan masker agar tidak sampai terhirup. Bila ada memar pada kulit, kita berikan salep atau pasta gigi ," tuturnya.

Menyikapi hal itu Kapolres Rohul, AKBP Pitoyo Agung Yuwono meminta maaf karena timbulnya insiden dari simulasi tersebut. Ia menegaskan, bagi siswa yang mengalami sakit akibat terkena gas air mata, pihaknya akan bertanggung jawab dan siap membiayai seluruh proses perawatannya.

"Kita akan tanggung jawab. Kita akan tugaskan tim medis kita menanganinya. Memang saat simulasi terjadi kesalahan, karena sebelumnya kita hanya melakukan pengasapan saja, tidak usah pakai peluru. Namun karena terjadi kesalahan, anggota mengeluarkan gas air mata,” terangnya. (gus)