Saemun Raih Penghargaan Kelembagaan Ekonomi Berprestasi Tingkat Nasional

Berawal dari Kelompok Lumbung Pangan

Berawal dari Kelompok Lumbung Pangan

Prestasi yang membanggakan diraih warga Desa Belading, Kecamtan Sabak Auh. Koperasi Sembada Makmur yang ia pimpin meraih penghargaan sebagai Kelembagaan Ekonomi Berprestasi Tingkat Nasional. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, Sabtu (15/8).

Saemun saat ditemui di lumbung pangan Koperasi Sembada Makmur, Minggu (23/8) mengaku senang. Prestasi itu menjadi motivasi besar bagi dirinya dan 22 pengurus serta anggota koperasi dalam meningkatkan usaha lumbung pangan.

"Senang, diberi penghargaan jadi tamu kehormatan di sana. Dari Riau ada 7 orang yang dapat penghargaan dari Menteri Pertanian. 2 orang kategori PPL, ada dari prestasi kelompok tani, dan koperasi kami dapat penghargaan sebagai lembaga ekonomi berprestasi. Senangnya bisa ikut seluruh rangkaian peringatan HUT ke-70 RI bersama presiden, dan upacara di Istana Negara serta paripurna di Senayan," terang Saimun menceritakan kegembiraannya.

Meski hanya lulusan SMP, Saimun telah membuktikan kegigihannya dalam memimpin lumbung pangan. Prestasi kali ini diraih melalui proses penjaringan yang begitu panjang. "Sebelumnya penghargaan tingkat kabupaten, lalu dapat penghargaan tingkat provinsi. Setelah itu saya dipanggil, mewakili Riau ke tingkat Nasional. Alhamdulillah dapat penghargaan langsung dari Menteri Pertanian, diserahkan di Kantor Menteri Pertanian," imbuh Saimun.

Saimun menceritakan cikal-bakal koperasi berawal dari lumbung padi yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sadar Indah. Sebelumnya, lumbung padi yang ada berfungsi untuk menyimpan padi milik kelompok tani. Saat musim panen, setiap anggota menyimpan padi ke lumbung, dan saat musim paceklik lumbung dibongkar sedikit demi sedikit untuk memenuhi kebutuhan makan masyarakat.

Pemikiran masyarakat untuk menyimpan bahan makanan di lumbung sebagai persiapan musim paceklik, menurut Saimun sudah benar. Namun dengan gaya seperti ini kultur masyarakat dalam bertani makin lama makin kendur.

 Pasalnya berpemikiran menanam padi hanya untuk kebutuhan sendiri, tanpa berpikir bertani untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Mulai dari sini, Lumbung Pangan Harapan Maju mengembangkan sayap, membeli gabah dari petani dikumpulkan, digiling dan memasarkan beras. Menciptakan brand beras khas dari ladang masyarakat kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak.

Setelah Koperasi berdiri, pemasaran beras menjadi tantangan besar. Dua kali ia membawa beras menggunakan mobil colt diesel, ditawarkan ke pedagang beras bahkan ke yayasan yang membutuhkan bahan pangan. Namun beras yang ditawarkan ditolak, pasalnya beras dari ladang daerah Sabak Auh berwana kuning.

"Dua kali saya coba bawa beras ke Pekanbaru, dua kali ke Bengkalis, alhamdulillah tidak laku, terpaksa saya bawa pulang," kata Saemun.

Seiring waktu, beras yang dititipkan sebagai promosi berhasil meyakinkan konsumen. Kini sudah beberapa pesantren berlangganan. "Alhamdulillah kalau sekarang koperasi kami mampu memproduksi 15 ton per bulan. Untuk dijual ke daerah sini, pesantren di Pekanbaru dan Bengkalis," ujarnya.***