Presiden Turki Terus Perangi PKK

Presiden Turki Terus Perangi PKK

ANKARA (HR)– Presiden Turki Recep Rayyip Erdogan menegaskan akan melanjutkan perang terhadap Partai Pekerja Kurdi. Hal itu akan dilakukannya sampai senjata milik kelompok terlarang tersebut dilucuti.

"Kami akan melanjutkan perjuangan kami sampai mereka meletakkan senjata dan mengubur senjata mereka, dan sampai teroris terakhir meninggalkan negeri ini," kata Erdogan pada upacara pelepasan Kepala Staf Umum, Necdet Ozel, seperti diberitakan Xinhua, Rabu (12/8).
Presiden Turki itu menuduh PKK tidak memahami inti proses perdamaian yang bertujuan mengakhiri tiga dasawarsa perlawanan suku Kurdi.

Erdogan memastikan proses tersebut "dibekukan". Ia merujuk kepada pembicaraan perdamaian antara pemimpin PKK, Abdullah Ocalan, yang kini mendekam di dalam penjara dan pemerintah pada 2012.

Sementara itu, pesawat tempur Turki melancarkan gelombang baru serangan udara terhadap sasaran PKK di Provinsi Sirnak di bagian tenggara negeri tersebut pada Selasa 11 Juli 2015.

Serangan udara itu adalah pembalasan atas gerilyawan PKK yang melepaskan tembakan dengan menggunakan senjata jarak jauh terhadap satu pos militer. Namun, Angkatan Bersenjata Turki membalas.

Pesawat perang Turki telah membom sasaran PKK selama dua pekan terhadap kubu mereka di pegunungan di Irak Utara serta di Turki Tenggara.

Ketegangan antara PKK dan pasukan keamanan Turki meningkat, setelah satu pekan kemelut yang meletus oleh pengebom bunuh diri ISIS pada 20 Juli, sehingga menewaskan 32 orang dan melukai 104 pegiat di Kota Kecil Suruc di Provinsi Sanliurga –yang berbatasan dengan Suriah.

Pasukan Pertahanan Rakyat (HPG), yang berafiliasi pada PKK, mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan dua perwira polisi sebagai pembalasan terhadap pemboman atas Suruc. HPC menyatakan perwira itu memiliki hubungan dengan kelompok militan ISIS.

Menurut satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri Turki, pasukan keamanan Ankara telah menahan lebih dari 1.300 orang dengan dugaan memiliki hubungan dengan ISIS, PKK dan kelompok sayap kiri. Pada saat yang sama, militer Turki melancarkan beberapa serangan udara terhadap posisi PKK di Irak Utara.

Tak kurang 40.000 orang telah menemui ajal sejak 1984, ketika kelompok bersenjata tersebut melancarkan serangan pertamanya.(okz/ivi)