Kualitas Padi Terjaga

Kadistan: Petani Keringkan Gabah Setelah Panen

Kadistan: Petani Keringkan Gabah Setelah Panen

RENGAT (HR)-Guna mengatasi masalah penumpukan padi atau gabah, masyarakat petani diimbau selalu mengeringkan gabah tersebut sesudah panen, agar kualitas beras tetap terjamin dan bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama. Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Inhu Rahmat, Minggu (12/7).
 
Masalah menumpuknya padi atau gabah milik masyarakat petani dibeberapa kecamatan dalam wilayah Inhu, merupakan permasalahan yang harus disikapi serta diantisipasi sedini mungkin oleh pihak terkait, mengingat masalah tersebut sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Sebagaimana diketahui, lanjutnya, menumpuknya padi diakibatkan murahnya harga jual padi dan beras di pasaran, sehingga masyarakat lebih cenderung menyimpan padi serta beras tersebut di rumah masing-masing daripada mengalami kerugian jika padi dan beras tersebut dijual.

“Memang masalah harga jual padi dan beras itu bukan kewenangan Distan, namun secara teknis Distan hanya bisa mengimbau kepada masyarakat untuk selalu membiasakan keringi padi atau gabah agar tetap awet meskipun harus ditumpuk dan disimpan dalam waktu yang cukup lama,” katanya. Dijelaskan, karena di Inhu belum ada mesin penggilingan padi yang dilengkapi sistim pengeringan gabah instans atau lebih dikenal dengan mesin power tresser, maka cara lain yang bisa dilakukan masyarakat petani mengeringkan gabah adalah menggunakan sinar matahari atau cara tradisional.

Dikatakan, memang membutuhkan waktu yang cukup lama jika proses pengeringan menggunakan bantuan cahaya matahari, yakni sekitar 3 sampai 4 hari, itu pun kalau cuaca mendukung, tapi bila musim hujan pasti membutuhkan waktu yang lebih lama lagi agar pengeringan bisa optimal.

Atas nama Distan Inhu, ia kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat petani yang ada di Inhu, selalu mengeringkan gabah sebelum disimpan atau ditumpuk, karena gabah yang basah sangat rawan terhadap ancaman jamur, apalagi gabah basah tersebut sempat ditumpuk dan disimpan dalam waktu yang cukup lama.

"Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kualitas beras, bahkan bisa berakibat lebih buruk lagi,  yakni gabah itu akan membusuk dan tidak bisa lagi dimanfaatkan sehingga masyarakat petani bertambah rugi," pungkasnya. (adv/humas)