Dua Sampel Terindikasi Gunakan Pewarna Tekstil

Dua Sampel Terindikasi Gunakan Pewarna Tekstil

PELALAWAN (HR)-Tim gabungan melakukan operasi pasar, mengambil sampel bahan makanan untuk dilakukan uji lab, Senin (6/7) di Pasar Baru Pangkalan Kerinci. Dari 30 sampel yang diambil, terdapat dua sampel yang terindikasi menggunakan zat pewarna tekstil.

Tampak turun langsung ke lapangan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pelalawan Zuerman Das, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan dr.Endid Romo Pratikno, Perwakilan Dinas Perikanan, Dinas Peternakan, utusan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Riau dipimpin oleh Kabid Pemeriksaan, Penyidikan Adrizal dan mendapat pengawalan ketat dari Satpol PP Pelalawan.

Kedua sampel tersebut dari jenis yang sama, yakni cendol delima. Sampel ini diambil dari dua pedagang jajanan di lapak yang berjauhan. Informasi dari pedagang, cendol berwarna merah putih dan kering itu berasal dari Pekanbaru.

"Ini barang titipan buk, orang Pekanbaru yang mengantar," terang Pedagang saat ditanya tim Operasi Pasar.

Setelah mengetahui hasil lab, cendol delima itu positif mengandung zat pewarna tekstil, langsung menghampiri dua pedagang jajanan yang menjual cendol tersebut meminta agar cendol tersebut disembunyikan dan dikembalikan ke pemiliknya.

"Maaf buk, dari hasil uji lab yang kami lakukan, cendol delima terindikasi zat pewarna kain, itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Jadi kami mintak agar tidak dijual, simpan dan kembalikan pada pemiliknya," pinta Endid Romo Pratikno dan Zuerman Das pada pedagang jajanan itu.

Tampak pedagang langsung menyiapkan kantong dan memasukkan seluruh kemasan cendol delima ke dalam kantong.

"Kalau besok ada nampak masih dijual, akan diciduk oleh Satpol PP," tegas Endid mengingatkan pedagang.

Dijelaskannya, operasi ini dilakukan untuk menjamin keselamatan konsumen, menghindari zat-zat berbahaya dalam makanan, seperti formalin untuk pengawet makanan, pewarna tekstil atau bahan makanan yang kadaluarsa.

Adapun sampel bahan makanan yang diambil diantaranya, mie Kuning, kuetiaw, tahu, tempat penggilingan bakso, bumbu giling, gincu atau pewarna makanan, ikan, daging ayam, ikan asin, serta beberapa jenis kue.

Sebanyak 31 Tajil
Usai operasi di Pasar Baru, operasi dilanjutkan dengan mengambil sampel dagangan tajil, tim kembali mulai begerak sekitar pukul 16.00 WIB menuju Pasar Bedug yang terletak di Lapangan Sepak Bola Jalan Lintas Timur. Dilanjutkan ke tempat jualan jajanan tajil di Jalan Arbes dan Jalan Akasia.

Dari 31 jajanan tajil yang diambil sampelnya, ditemukan satu minuman rumput lat mengandung borag. Yakni rumput laut yang dipasarkan di pasar bedug, lapangan sepak bola jalan lintas timur.

"Satu yang positif menggunakan borag, es rumput laut dijual di pasar lapangan sepak bolan," terang Kabid Pemeriksaan, Penyidikan BPOM Riau Adrizal.

Agar jajanan ini tidak dipasarkan, maka Dinas Terkait langsung memberikan pembinaan, mengingatkan pedagang agar dalam proses pembuatannya esok tidak lagi menggunakan borag.

"Untuk pedagang ini, kami lakukan pembinaan langsung. Kami tegur agar kedepan tidak menggunakan borag, karena berbahaya bagi kesehatan," terang Sekretaris Dinas Kesehatan Asril di lokasi uji lab.

Borag sering dijadikan zat pengembang, kalau digunakan untuk roti renyahnya terasa, begitu juga di makanan lainnya.***