Hasil Survei LSDI

Mursini Masih di Peringkat Teratas

Mursini Masih di Peringkat Teratas

JAKARTA--Hasil survey Lembaga Survei Demokrasi Indonesia mengungkapkan hanya 53,4 persen responden dari 1145 orang warga Kabupaten Kuansing mengetahui akan adanya pemilihan kepala daerah di Kuansing pada bulan Desember 2015. Sedangkan yang belum tahu sebesar 46,6 persen. Artinya jika Pemerintah dan KPU Kuansing tidak gencar sosialisasi maka legitimasi hasil pilkada Kuansing kurang memiliki legitimasi.

 

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Demokrasi Indonesia, Anom Hartanto dalam siaran pers yang diterima redaksi pada Jumat (3/7/2015) menyatakan dari pilihan masyarakat Kuansing, jika pilkada digelar hari ini, maka sebanyak 36,7 persen akan memilih Mursini. Mursini saat ini merupakan anggota DPRD provinsi Riau periode 2014-2019 dan mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Kuansing pada tahun 2010 serta mantan Wabup Bupati Kuansing.


 

Sementara pilihan terbanyak di urutan kedua menjadi miliki Mardjan Ustha. Mantan Direktur SDM PTPN V dipilih oleh responden sebanyak 11,7 persen. Berikutnya urutan ketiga dan seterusnya diraih oleh Imran, pengusaha Kuansing (9,5), Andi Putra, anak dari Bupati Incumbent Sukarmis (8,5), Halim alias ALiang pengusaha perkebunan sawit (7,6), Indra Putra, anggota FPG DPRD Prov Riau (5,6), Sukamsi ketua DPD Nasdem Kuansing (3,5), Juprizal SE Ketua DPC Gerindra Kuansing (3,4), Ketua DPC PDIP Arlimus (3,1), Marwan Yohanis Ketua DPD Gerindra Riau (2,6), Ijlis Hadi Ketua DPC Hanura Kuansing (2,5) dan yang tidak memilih 11,3 persen.

 

Menurut Anom, tingginya  keterpilihan Mursini (36,7 persen) mempunyai korelasi kuat dengan tingkat akseptabilitas tokoh oleh masyarakat terhadap Mursini sebesar 39,6 persen. “Sementara peringkat berikutnya Mardjan Ustha (15,6) diikuti oleh Imran (9,6), Andi Putra (8,9), Halim alias ALiang (7,7), Indra Putra (6,3), Sukamsi (5,6) dan tokoh lainnya di bawah 3 persen dalam hal akseptabilitas oleh masyarakat jika mencalonkan diri sebagai Bupati Kuansing,” ujarnya.


Anom ketika di Pekanbaru menegaskan bahwa semua nama calon sebenarnya masih memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai bupati Kuansing pada Desember nanti, apabila para tokoh yang nanti maju bekerja keras dengan jaringan relawan yang sulit dan mesin parpol yang efektif.


Dalam temuan survei yang melatarbelakangi pilihan responden terhadap para tokoh,  sebanyak 67,4 persen karena rekam jejak tokoh terutama bersih dari korupsi. Faktor lainnya karena kemampuan tokoh (10,6), kesamaan suku dan agama (10,5), parpol pengusung (6,7) dan lainnya 4,8 persen. “Artinya Parpol yang akan mengusung calon bupati tidak terlalu banyak berpengaruh dalam pilihan Masyarakat,” katanya.

 

Jumlah sampel (responden) dalam survey ini sebanyak 1145 orang dari total populasi yang didasarkan pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilpres 2014 di Kabupaten Kuansing sebesar 232.174 pemilih   dengan  Confindetial level 97 persen dan simpanganmargin of error sebesar ±  3.2 persen. Metodelogi pemilihan responden survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sebaran  secara propsional di 15  kecamatan dan terdistribusi secara proposional di 229 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Kuansing dan  survey dilakukan sejak tanggal 12 - 24  Juni 2015


Demographi Responden adalah semua penduduk pemegang KTP Kabupaten Kuangsing  berumur 17 tahun dan terdaftar di DPT Pilpres 2014. Rinciannya berdasarkan jenis kelamin responden laki-laki  53,7 persen dan perempuan (46,3). Sedangkan tingkat pendidikan terdiri dari  lulusan setingkat SD dan tidak pernah sekolah sebesar 43,5 persen, luluasan SMP dan tak pernah bersekolah SMP (23,7), Lulusan SMA/sederajat dan pernah bersekolah ditingkatan SMA (25,3) dan responden tingkatan D1 hingga  S2 sebanyak (7,5). 

 

Sedangkan responden dengan latar belakang pekerjaan sebanyak 56,4 persen dari petani, pedagang (23,7), PNS (9,6), dan lainnya (10,3), Sedang berdasarkan suku responden Minangkabau terbanyak dengan raihan 33,7 persen, diikuti oleh Jawa (23,7), suku lainnya 16,9 persen. “Sedangkan dari agama Islam sebanyak  94,6 persen, menyusul berikutnya Kristen /Khatolik (4,1) dan lainnya 1,3 persen, “ katanya.(rls/ajs)