KUR Efektif Terlaksana 1 Juli 2015

KUR Efektif Terlaksana 1 Juli 2015

JAKARTA (HR)- Kredit Usaha Rakyat yang bakal dikenakan bunga sebesar 12 persen akhirnya bakal segera dinikmati masyarakat mulai 1 Juli 2015.

Menteri Perkonomian Sofyan Djalil mengatakan untuk menekan besaran bunga kredit usaha rakyat (KUR) tersebut menjadi 12 persen dari posisi awal yakni 21 persen, pemerintah memberikan subsidi bunga dengan total anggaran sebesar Rp845 miliar.

“KUR sebesar Rp30 triliun dengan rincian KUR mikro Rp20 triliun, KUR ritel Rp9 triliun, dan KUR TKI Rp1 triliun akan disalurkan per 1 Juli 2015 dengan bunga 12 persen,” ujar Sofyan di Jakarta, Jumat (26/6).

Adapun, untuk menekan besaran bunga tersebut, Sofyan menyebutkan pemerintah memberikan subsidi bunga sebesar 7 persen yang mencakup imbal jasa penjaminan (IJP).

Menurut Sofyan, pemerintah menetapkan agen penyalur KUR pada tahun ini yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Mandiri (Persero) Tbk. dan 6 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Penyaluran KUR tersebut, lanjut Sofyan, bakal mengutamakan sektor di luar jasa dan perdagangan, yakni pertanian, perikanan, dan perkebunan. Kemudian, untuk mengakses pinjaman mikro ini, calon debitur yang telah memenuhi persyaratan sebagai penerima KUR dari kementerian teknis terkait, bisa langsung datang ke bank penyalur KUR.

Target Rp 100 TSetelah menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp30 triliun selama enam bulan ke depan, pemerintah tengah mengkaji peningkatan penyaluran KUR menjadi Rp100 triliun untuk tahun 2016 mendatang.

Sofyan Djalil mengungkapkan, untuk sisa enam bulan tahun 2015 ini, pemerintah telah menganggarkan dana senilai Rp 300 miliar untuk alokasi subsidi bunga KUR.

Sebab, pemerintah menginginkan adanya penurunan bunga KUR, dari level semula 21 persen menjadi 12 persen. Dengan begitu, pemerintah menambah anggaran sebesar Rp600 miliar dari alokasi subsidi, sehingga total pemberian subsidi bunga KUR mencapai Rp875 miliar.

"Untuk tahun depan, akan dialokasikan terlebih dahulu di APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), untuk subsidi bunga Rp 7 triliun. Kalau dikembangkan bisa mencapai Rp100 triliun," kata Sofyan.(bis/kon/ara)