Pemkab Kembangkan Tenun sebagai Warisan Budaya

Pemkab Kembangkan Tenun sebagai Warisan Budaya

RENGAT (HR)- Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu melalui Disperindagpas berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat dengan melakukan pembinaan terhadap industri kecil menengah. Terutama terhadap para pengrajin tradisional yang mampu memberikan ciri khas bagi Kabupaten Inhu.

Guna mendukung perkembangan IKM, Pemkab Inhu berupaya memberikan pelatihan dan bantuan peralatan kepada para pengerajin. Salah satunya terhadap perajin tenun tradisional yang mampu menghasilkan songket Indragiri Hulu.

Pengerajin songket Indragiri Hulu ini menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebagai warisan luhur nenek moyang bangsa. "Tradisi inilah yang coba dikembangkan kembali oleh Disperindagpas Inhu. Sebab hasil tenun yakni songket Indragiri Hulu sangat kaya akan corak, ragam dan desainnya," ujar Kepala Disperindagpas Inhu Hasman Dayat, Kamis (25/56).

Guna mendukung pengembangan perajin tenun asli Indragiri Hulu, Disperindagpas menyalurkan 10 ATBM kepada pengerajin binaan yang ada di Desa Lambang Sari V, Kecamatan Lirik. Bahkan songket Indragiri Hulu sudah menjadi salah satu cenderamata pada saat pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Riau tahun 2014 lalu. Menurut Hasman Dayat, kain songket yang dihasilkan perajin dari Desa Lambang Sari V, Kecamatan Lirik tersebut tak kalah dengan songket dari berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan dari sisi harga, karya tangan perajin tersebut masih bisa bersaing karena dijual antara Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta tergantung dari bahan yang digunakan. Ke depan, agar songket Indragiri Hulu lebih dikenal masyarakat luas, Disperindagpas akan mempromosikan pada berbagai iven yang ada di Indonesia. Selain itu, Disperindagpas juga mendorong agar seluruh PNS dapat menggunakan songket Indragiri Hulu, sehingga akan membantu para pengerajin dalam pemasaran dan meningkatkan perekonomiannya.

"Strategi pemasaran dan promosi secara maksimal sangat dibutuhkan agar songket Indragiri Hulu hasil tenunan pengerajin ini mampu menjadi salah satu ikon Kabupaten Inhu. Dan hal ini tetap membutuhkan sentuhan dari Pemkab Inhu," ucapnya. Tak hanya songket Indragiri Hulu, Disperindagpas juga melakukan upaya pengembangan terhadap batik Inhu. Pengembangan dilakukan pada tiga lokasi, diantaranya Kecamatan Rengat, Lubuk Batu Jaya dan Seberida.

Sedangkan corak batik yang dikembangkan mengambil dari budaya Melayu asli Indragiri, yakni batik dengan corak itik pulang petang dan pucuk rebung. "Corak khas Melayu Indragiri ini tentu saja tidak akan terdapat di daerah lain," ucapnya. Untuk mengembangkan batik Inhu menjadi salah satu ciri khas atau pun ikon baru Kabupaten Inhu, dibutuhkan peran serta dan kepedulian semua pihak, sehingga batik Inhu bisa berkembang sekaligus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (adv/humas)