Pemuda Harus Berperan Aktif dalam Pilbup

Pemuda Harus Berperan Aktif dalam Pilbup

RENGAT(HR)- Sejarah telah mencatat betapa peran dan kiprah pemuda dalam melakukan perubahan peradaban, dan pencerahan sangatlah menentukan tak terkecuali dalam kehidupan politik. Mereka harus berperan aktif. Hal ini diungkapkan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Inhu Supri Handayani, Kamis (25/6).

Dikatakan Supri, berdirinya Budi Utomo dan Sumpah Pemuda, perjuangan membela kemerdekaan sampai pada gerakan reformasi merupakan kerja politik idealisme pemuda. Sosok idealisme, sikap kritis yang dimiliki pemuda selalu risau terhadap kemapanan. Berpihak kepada yang terpinggirkan, pembela kaum miskin, ketidakadilan dan kaum tertindas.

"Tidak mengherankan apabila Bung Karno mengatakan, berikan aku sepuluh pemuda maka aku akan dapat memindahkan gunung itu. Artinya sebagai kelompok anomik dalam  struktur politik, pemuda memiliki kekuatan laten dan manifes yang patut dibangkitkan, diberikan ruang dan arena untuk berkiprah, mengasah kreativitas dan inovasi bagi tumbuhnya generasi yang memiliki keadaran, kemampuan dan tanggungjawab bagi diri dan bangsanya," papar Supri.

Ia menyebutkan, peran dan kiprah pemuda tak saja ditujukan pada situasi anomalis, ketika negara dalam keadaan chaos, justru dalam keadaan normal, idealisme pemuda diperlukan buat mengawal setiap proses kehidupan ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Khusus di bidang politik, sentuhan idealisme dan daya kritis pemuda sangat diperlukan, utamanya dalam mengawal proses transisi demokrasi yang sedang kita laksanakan saat ini. Pilihan terhadap sistem demokrasi dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara membutuhkan dukungan semua pihak buat mengawal proses demokrasi, agar dapat berjalan dan mempercepat pencapai tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Ditegaskan, proses demokrasi yang sedang dalam tahapan pelaksanakan saat ini perlu dikawal, agar tak terjadi stigma negatif terhadap demokrasi itu sendiri, terutama di Indragiri. Ini dalam rangka mencari pemimpin yang ideal bagi negeri Sejuta Sungkai ini. "Jangan sampai berkembang anggapan demokrasi justru menjadikan rakyat sengsara, harga menjadi mahal, rakyat susah untuk mendapat penghidupan, kerusuhan terjadi dimana-mana, oleh karenanya lebih baik kembali ke masa otoriter seperti pada masa yang lalu. Stigma ini tentu akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan sistem demokrasi yang dianggap sebagai pilihan terbaik bagi kemaslahatan masyarakat," paparnya.

Lebih jauh, ia menekankan, peran dan partisipasi politik kontemporer yang patut mendapatkan perhatian, para pemuda harus  berperan aktif dalam mengawal bagaimana pemilihan Bupati tahun ini dapat berjalan dengan baik dan benar serta lancar. Pemuda diharapkan tak hanya jadi penonton, namun harus aktif demi masa depan Inhu ke depan lebih baik. (eka)