Sudahlah Ekonomi Terpuruk, Jatuh Tertimpa Tangga

Kusniah Jungkir-balik Cari Uang untuk Suami di Rutan

Kusniah Jungkir-balik Cari Uang untuk Suami di Rutan

Sungguh ironis nasib keluarga Bu Siti Kusniah, istri Amsori yang menjadi tahanan karena disuruh seorang pejabat mengantarkan BBM untuk keperluan alat beratnya merambah kawasan Cagar Biosfer Geam Siak Kecil.

Selain Kusniah harus putar otak menghidupi keluarga sendirian paska suaminya masuk penjara, ia juga harus jungkir-balik mencari uang 'kamar' suaminya di Rutan Siak.

"Uang dari mana lagi Bang untuk membayar kamar di rutan, sedangkan ekonomi keluarga saya saja sudah susah semenjak Bapak (suaminya) ditahan di BKSDA Pekanbaru hingga di rutan Siak. Saya harus minta tolong siapa lagi untuk mencari dana Rp600 ribu buat bayar kamar suami saya di rutan," kata Siti Kusniah, ibu dari 5 anak, Kamis (25/6) sambil meneteskan air mata.

Lanjut Kusniah, selama suaminya ditahan hidup keluarganya terlunta-lunta. Jangankan untuk bayar kamar atau membelikan rokok suaminya ketika dalam penjara, untuk makan sehari-hari saja sudah susah.

"Setiap kami pergi ke rutan minimal harus bawa rokok Sampoerna 3 bungkus buat napi-napi yang berada di dalam, terutama penguasa napi. Kalau kami tidak membawa rokok, suami saya diancam akan digebuki di dalam sel. Yang lebih saya takutkan lagi, kalau saya ke rutan  dan tak membawa rokok 8 bungkus dan 3 bungkus rokok Sampoerna serta uang Rp600 ribu, suami saya akan dihajar seperti napi yang lain yang hingga babak belur dan sakit keras. Saya takut sekali Bang," ungkapnya.

Dikatakan Kusniah, selain mencari biaya hidup keluarganya ia juga harus mencarikan dana sekolah anaknya yang setiap minggu menghabiskan uang Rp200 ribu untuk beli minyak motor.

"Habis jatuh tertimpa tangga. Itulah yang saya dirasakan sekarang, Apa lagi yang akan saya jual Bang. Perhiasan atau harta benda yang berharga saja saya tak punya, lalu apa yang akan saya lakukan ya Allah," ungkapnya dengan menangis tersedu-sedu.

Karena tak ada lagi tempat mengadu, Kusniah minta tolong kepada Bupati Siak agar bisa membantu permasalahan keluarganya.

"Saya tak putus asa, saya juga sudah mengadu kepada DPRD Siak yaitu Pak Sujarwo untuk dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Keluarga saya orang susah, kenapa orang kecil yang selalu menjadi tumbal," keluhnya.

Menangapi hal ini, Ketua Komisi I DPRD Siak Sujarwo mengatakan masalah ini sudah ditangani Pengadilan Negeri Siak yang saat ini, Kamis (25/6) sedang dilakukan sidang. Ia belum tahu hasil sidang tersebut.

"Masalah ini sudah ditangani oleh pihak Pengadilan Negeri Siak, dan hari ini sidang. Kita belum tahu hasilnya bagaimana, nanti akan saya coba hubungi pihak yang terkait," ujarnya.

Ketika ditanya tindakan Dewan dalam membantu masyarakat miskin yang bermasalah tersebut, Sujarwo meminta pihak keluarga mengurus bantuan hukum warga kurang mampu yang sudah ada Perdanya.

"Silahkan saja membuat permohonan bantuan hukum kepada Pemda, karena ada perda bantuan hukum kepada masyarakat yang kurang mampu. Kita akan  membantu memberikan solusinya," pungkasnya.***