TMC Tahap II dan Pembangunan Kanal Dijalankan

Siaga Darurat Karhutla Diperpanjang

Siaga Darurat Karhutla Diperpanjang
PEKANBARU (HR)-Status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, kembali diperpanjang hingga Desember 2015 mendatang. Kebijakan ini ditempuh munculnya fenomena alam Elnino, di mana wilayah Riau juga terkena dampaknya. Dimana akibat Elnino, cuaca panas cenderung meningkat. 
 
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, usai launching penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dan Kanal Blocking, di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (22/6). Penerapan TMC dan Kanal Blocking merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi munculnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 
 
Menurut Syamsul, untuk mengatasi dampak Elnino di Sumatera, terutama di Riau, BNPB bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, serta Pemprov Riau, melakukan kembali hujan buatan dengan TMC tahap II.
 
"Kita kembali melakukan pencegahan terjadinya karhutla di Riau, yakni dengan membentuk tim untuk membuat hujan buatan. Selain itu kita juga akan menjalankan ide terbaru yakni membangun  1.000 kanal di beberapa daerah di Riau," terangnya. 
 
Lebih lanjut, Syamsul Maarif menjelaskan, untuk operasi TMC tahap awal sudah dilaksanakan sejak Maret dan hingga akhir April lalu. TMC ini dinilai berhasil mencegah timbulnya titik api di daerah Riau. Sedangkan untuk pembuatan blok kanal sudah dibuat sebanyak 103 unit di beberapa daerah seperti Kabupaten Siak, Bengkalis dan Rokan Hilir.
 
"Anggaran untuk TMC dan blok kanal ini sudah tersedia, untuk TMC sebesar Rp25 miliar dan blok kanal Rp15 miliar. Untuk pembangunan blok kanal, itu tugas Pemprov Riau menentukan di mana akan dikerjakan lagi," jelasnya. 
 
Untuk operasi TMC, BNPB bekerjasama dengan UPT hujan buatan dan TNI AU, menggunakan pesawat CN 295. Pesawat ini dilengkapi dengam Artemis CN295, untuk penempatan dan pelepasan bahan semai pada pesawat, dengan kapasitas 4 ton. Sedangkan bahan yang disemai adalah garam (NaCL). Garam tersebut disemai di awan untuk merangsang terjadinya hujan. 
 
 
Sementara itu, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, kondisi Karhutla di Riau, sudah mulai berkurang sejak tahun 2014 lalu berkat kerja sama tim Satgas Karhutla, baik dari BNPB, UPT hujan buatan, BPBD, TNI dan seluruh jajaran pemerintah kabupaten/kota, yang ikut membantu dalam penanggulan Karhutla di Riau.
 
Menurutnya, Karhutla telah berdampak terhadap seluruh sektor, baik perekonomian, perdagangan dan kesehatan. Oleh sebab itu, Pemprov Riau sangat mendukung dengan dibentuknya Satgas Penanganan Karhutla. Dengan program TMC ini, diharapkan intensitas hujan bisa normal kembali. 
 
"Sudah 17 tahun kita menderita akibat Karhutla, yang menyebabkan kabut asap yang tebal dan menyengsarakan masyarakat. Namun sejak dibentuknya tim Satgas Karhutla, Alhamdulillah bisa dicegah kabut asap di Riau," ujar Plt Gubri.
 
Pelakasanaan operasi TMC di Provinsi Riau tahap II ini, dibuka langsung Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman dan Kepala BNPB Syamsul Maarif, Dirjen PPI Kemen LHK, Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi, Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Kol (Pnb) Khairul Lubis, serta para unsur terkait seperti BPBD Riau, Manggala Agni.
 
Usai peresmian pelaksanaan TMC dan blok Canal tahap II, Plt Gubri bersama kepala BNPB beserta rombongan meninjau langsung pesawat CN 295 yang akan menyemai garam di wilayah Riau. Pesawat CN 295 milik TNI AU, selama beberapa hari ini akan terbang bersama tim dari TNI AU untuk menyemai garam. (nur, nie)