Rujukan Regional, RSUD Tambah Fasilitas

Rujukan Regional, RSUD Tambah Fasilitas
SELAIN Pekanbaru, setakat ini Kota Dumai sudah menjadi rujukan berobat bagi masyarakat Riau. khususnya yang bermukim di wilayah pesisir, seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti, Rupat, Duri dan lainnya.
 
Institusi rujukan tersebut yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai saat ini sudah menyandang prediket Rumah Sakit Rujukan Regional. Menginjak usia yang ke-16 tahun ini, berbagai harapan yang diinginkan masyarakat ditampung dan disambut pihak RSUD Dumai. 
 
Di antara harapan itu adalah agar RSUD Dumai dapat memberikan dan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Dumai khususnya, baik yang melakukan rawat inap maupun rawat jalan. 
 
Harapan-harapan yang diinginkan masyarakat tersebut, secara bertahap RSUD berupaya merealisasikannya. Di bawah kepemimpinan dr Syaiful, RSUd Dumai berazam memberikan pelayanan CSR (Cepat, Senyum dan Ramah).
 
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat itu, RSUD Dumai juga terus melakukan pembangunan untuk menambah fasilitas diantaranya pembangunan ruang rawat inap kelas I, II dan III, yang direncanakan selesai tahun 2015 dan dapat digunakan tahun 2016. 
 
Selain itu, untuk menambah atau meningkatkan pelayanan tersebut terbukti pula dengan adanya Sarjana Keperawatan (SII) yang mulai aktif. SII Keperawatan hanya ada beberapa orang saja di Provinsi Riau. Dan khususnya di Kota Dumai nantinya akan mengatur kembali konsep-konsep keperawatan maupun pelayanan medis yang ada di RSUD Kota Dumai.
 
Direktur RSUD Dumai, dr Syaiful mengatakan, bahwa Sarjana Keperawatan yang dimiliki oleh RSUD itu membenahi dan mengatur konsep-konsep keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjalani rawat inap dan rawat jalan. Dan pembenahan yang dilakukan tersebut akan sesuai dengan keinginan masyarakat guna memberikan jawaban dalam wujud nyata kepada pengharapan yang telah diberikan.
 
"Sebagai contoh terlebih dahulu mereka akan membenahi keperawatan pelayanan di ruangan Poli Klinik di RSUD Dumai. Sebab di ruangan itu volume masyarakat yang melakukan rawat jalan sangat tinggi sekali. Selanjutnya, kita akan membenahi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara bertahap hingga permintaan pelayanan yang diinginkan masyarakat dapat terjawab," ujar Syaiful. 
 
Tidak hanya itu, kata Syaiful, pihak RSUD juga berencana akan melakukan pembenahan kembali terhadap jam besuk pasien. Sebab, pasien juga butuh kenyamanan dalam beristirahat untuk proses kesembuhan pasien itu sendiri. 
 
"Ya, mungkin sebelumnya jam besuk malam sampai pukul 22.00 WIB, kini hanya sampai pukul 20.00 WIB saja, sebab pasien selain membutuhkan istirahat mereka juga membutuhkan kenyamanan dan ketenangan. Kita berharap kedepannya, RSUD benar-benar dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat, apalagi dengan kita mempunyai Sarjana (SII) Keperawatan yang dapat betul-betul mengatur dan membenahi sistem perawatan medis dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang melakukan rawat jalan dan rawat inap," sebutnya.
 
Menurut dr Syaiful keberhasilan yang didapat rumah sakit saat ini berkat dukungan luas dari masyarakat yang selalu menginginkan layanan kesehatan yang terbaik. Syaiful mengatakan, pihaknya telah menekankan agar seluruh jajaran, mulai dari manajemen hingga pelayanan medis berupaya memberikan pelayanan yang cepat, senyum dan ramah dalam situasi dan keadaan apapun.
 
"Dalam pelayanan kesehatan pasien dinomor satukan. Tentunya kepercayaan yang diberikan itu harus dijawab dengan kinerja. Saya berharap seluruh jajaran baik medis maupun layanan umum tetap bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing,” ulas Alumnus Fakultas Kedokteran Unand ini.
 
 
Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, RSUD Dumai juga terus melakukan pembangunan ruang rawat inap kelas I, II dan III.
 
 Bangunan ruang rawat inap RSUD Dumai yang baru dibangun itu memiliki kapasitas 250 tempat tidur untuk rawat inap kelas I, kelas II dan rawat inap untuk kelas III. Dikatakan Syaiful, RSUD Dumai terus berbenah dari segi pelayanan dan kelengkapan fasilitas. Maka, RSUD bakal segera menyandang akreditasi type B. "Ya, tinggal satu langkah lagi RSUD Dumai yang kita banggakan ini akan segera menyandang akreditasi type B," ujarnya.
 
Pihak RSUD terus berupaya mendapatkan dokter spesialis sesuai peraturan Kementerian Kesehatan, untuk bisa jadi RS type B. Di mana dalam aturannya untuk menaikkan akreditasi dari C ke B selain didukung dengan keberadaan ruang rawat inap minimal 200 tempat tidur dan alat kesehatan, RSUD juga diwajibkan memiliki dokter spesialis. Saat ini RSUD kota Dumai masih kekurangan dokter spesialis 2 orang lagi agar dapat menyandang Akreditasi B, sementara kalau untuk Akreditasi C RSUD Dumai sudah berlebihan dokter spesialisnya. Saat ini RSUD Dumai tengah menjalin kerjasama dengan fakultas kedokteran di Indonesia. Dan saat ini RSUD masih kekurangan dokter spesialis Jantung, Urologi dan rehabilitasi medis.
 
Yang pasti, sebut Syaiful, seluruh persyaratan yang diminta pihak Kementerian Kesehatan di jakarta sudah disampaikan langsung dalam satu proposal seperti informasi fasilitas, mulai dari ruang rawat inap hingga dukungan peralatan kesehatan. Menurtunya, peningkatan Akreditasi dari C ke B guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang datang untuk berobat ke RSUD Dumai, yang pasti pelayanan medis akan lebih baik dan cepat. 
 
dr Syaiful menambahkan, bahwa RSUD Kota Dumai dibangun dan didirikan pada 15 Februari 1999 yang dibangun di zaman Bupati Bengkalis Fadlah Sulaiman. Dan berbagai prestasi mampu diraih RSUD Kota Dumai, salah satunya ditetapkannya RSUD Dumai sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak sejak 2010. 
 
Sentra Rujukan Regional
Pemerintah Kota Dumai melalui pusat layanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) mendapat kado istimewa berupa penghargaan dari Menteri Kesehatan RI dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Anak RI sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak (RSSIB) terbaik Riau.
 
Walikota Dumai H Khairul Anwar akan menjadikan BLU RSUD Dumai menjadi rumah sakit terunggul di Pantai Timur Sumatera yang modern dan bernuansa Melayu.
 
 Terunggul di Pantai Timur Sumatera terdiri dari Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai sendiri merupakan coverage area dari RSUD Kota Dumai.
 
"Meskipun kedua kabupaten yang bersebelahan dengan Kota Dumai ini telah memiliki rumah sakit dengan kelas yang sama dengan RSUD Kota Dumai, namun sampai dengan saat ini RSUD Kota Dumai masih menjadi sentra rujukan dari dua kabupaten tersebut," sebut Wako bangga.
 
Sementara, Direktur BLUD-RSUD Dumai dr H Syaiful menjelaskan prestasi yang ditorehkan itu sebagai wujud keseriusan memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu melahirkan dan anak sesuai standar yang ditetapkan.
 
Dia menambahkan prestasi itu, sebelumnya dilakukan penilaian dari tim Kemenkes RI dan Dinkes Riau turun langsung melihat pelayanan. 
 
Memang penilaian fokus terhadap ibu-ibu melahirkan di IGD persalinan.
 
 Pelayanan yang diberikan sudah sesuai protap. Ya, artinya prestasi yang ditorehkan ibu mampu mengalahkan 13 kabupaten/kota di Riau.
 
Sebagai bentuk keseriusan, RSUD menyiapkan ruangan persalinan representatif atau PK. Memang ruangan selama ini kurang nyaman. Makanya, awal tahun nantinya kami lebih fokus memperhatikan layanan persalinan ibu. Namun, tidak mengabaikan layanan lainnya.
 
Pihaknya terus meningkatkan pelayanan serta evaluasi berkala. Bahkan, saat sekarang RSUD melakukan pembenahan menyeluruh. Target kami, setiap pasien maupun keluarga yang masuk dapat merasa nyaman. Jika perlu, bisa memberikan kesembuhan bagi si pasien.
 
Untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan kepada pasien juga dilakukan tambahan tunjangan dokter spesialis di RSUD Dumai bertujuan supaya pelayanan medis dapat lebih ditingkatkan demikepentingan kesehatan masyarakat umum.
 
Untuk menjaga para dokter-dokter spesialis di rumah sakit kebanggaan masyarakat Dumai tersebut tidak pindah ke daerah lain yang menawarkan lebih besar dan menggiurkan upah dan tunjangannya.
 
Secara bertahap dengan dukungan pemerintah kita akan berupaya mengimbangi tugas pelayanan dokter dengan nilai tunjangan yang layak dan seimbang dengan daerah lain untuk tujuan peningkatan pelayanan.
 
Penghargaan RSSIB yang diterima oleh RSUD Dumai dari Wakil Menteri Kesehatan RI, Ali Gufron Mukti baru-baru ini di Jakarta, merupakan tanda keberhasilan dan kesukseskan RSUD Dumai dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. 
 
Lomba RSSIB yang diadakan setiap tahunnya oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI itu, untuk memotivasi pihak Rumah Sakit dalam bidang pelayanan pengurangan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di setiap daerah yang ada di Indonesia.
Kata Syaiful, prestasi membanggakan yang berhasil diraih RSUD Dumai, merupakan wujud keseriusan RSUD Dumai dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu yang mela hirkan dan bayi yang dilahirkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kita selalu komit untuk memberikan pelayanan prima dan yang terbaik yang kita miliki. 
 
Dijelaskan Syaiful, RSUD Dumai dinyatakan layak memperoleh penghargaan RSSIB tersebut setelah lolos uji administrasi dan lainnya, yang sebelumnya dilakukan peni laian dan evaluasi oleh tim Kemenkes RI dan Dinkes Riau yang turun langsung melihat pelayanan yang ada di RSUD Dumai, khususnya di bidang Kebidanan.
 
Tim penilai tersebut, memang fokus melakukan penilaian terhadap ibu-ibu yang sedang melakukan persalinan di IGD serta pengelolaan dan penanganan bayi yang baru saja dilahirkan. 
 
Pelayanan yang kita diberikan sudah sesuai protap. Artinya, prestasi yang ditorehkan RSUD Dumai ini, tentunya mampu mengalahkan RSUD daerah lainnya yang berada di 13 Kabupaten/kota yang ada di Riau.
 
Sebagai bentuk keseriusan, RSUD Dumai akan menyiapkan ruangan persalinan yang representatif dan lebih nyaman. Nantinya kami lebih fokus memperhatikan layanan persalinan ibu dan penanganan bayi yang baru dilahirkan. Namun, semua itu tentunya tidak mengabaikan layanan lainnya.
 
RSUD saat ini tengah melakukan pembangunan penambahan ruang kelas I hingga III bagi pasien. Pembangunan dengan cara bertahap itu sendiri menggunakan dana APBD 2013 hingga 2015. 
 
Pembangunan ruang kelas bagi pasien yang menginap di rumah sakit ini merupakan program pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
 
Pembangunan ini  dilakukan supaya pasien tidak terlalu berdesakan dan memadati ruang inap yang saat ini sangat memperhatikan. Selama ini jumlah pasien dalam satu ruangan lebih dari standar yang layak. 
 
Jumlah ruangan yang ada tidak cukup untuk menampung jumlah pasien yang datang berobat, maka terpaksa mereka dirujuk ke rumah sakit lain. Jika dipaksakan maka dalam satu ruangan layaknya 4 orang menjadi 6 orang.
Tambah Fasilitas
Pembangunan ruang ruang rawat inap kelas I, II dan III beberapa waktu lalu telah diresmikan oleh Walikota Dumai, H Khairul Anwar bersama Wakil Walikota Dumai, H Agus Widayat di Komplek RSUD Kota Dumai Jalan Sultan Syarif Kasim. Walikota Dumai, H Khairul Anwar pada kesempatan itu mengatakan ruang rawat inap baru ini memiliki kapasitas 250 tempat tidur untuk rawat inap kelas I, kelas II dan rawat inap untuk kelas III.
 
Dijelaskan walikota, pembangunan gedung baru ruang rawat inap kelas I, II dan III ini menelan dana Rp42 miliar yang dianggarkan dengan sistem tahun jamak hingga 2015. Sedangkan untuk sarana penunjang lainnya seperti alat kesehatan, meubelair juga akan dianggarkan pada tahun 2015. Selain menggunakan APBD Kota Dumai pengadaan alat kesehatan serta meubelair juga akan diusulkan ke Pemerintah Pusat dan Provinsi Riau.
 
Lebih lanjut, Walikota menegaskan bahwa pembangunan ruang rawat inap kelas I, II dan III RSUD Kota Dumai untuk mensukseskan program jaminan kesehatan Kota Dumai. Rumah sakit adalah salah satu sarana paling penting dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 
 
Saat ini, permintaan rawat inap di RSUD Dumai terus meningkat, tidak hanya bagi warga Dumai tetapi warga daerah tetangga seperti Rohil, Bengkalis dan daerah lain sudah melakukan rujukan ke RSUD Dumai. Untuk itu, agar permintaan itu terlayani semua pemerintah menambah tempat tidur ruang rawat inap khususnya untuk kelas I, II dan III.
 
“Kita bangga RSUD Dumai menjadi RSUD tujuan rujukan daerah lain. Untuk itu kita senantiasa memberikan pelayanan terbaik termasuk menambah ruang rawat inap untuk memangkas daftar antrian terhadap permintaan rawat inap,” tegasnya.
 
Terakhir, Walikota berharap, pembangunan ruang rawat inap agar dilaksanakan sesuai dengan bestek atau perencanaan dan yang tak kalah pentingnya harus tepat waktu sehingga bangunan rawat inap layak digunakan dan tahan lama. Dan yang terpenting jangan sampai pelaksanaan pekerjaan ini menjadi masalah di kemudian hari.
 
Penambahan ruang rawat inap untuk kelas I, II dan kelas III di atas areal seluas lebih kurang 1,4 Hektar persegi. Tidak hanya menambah tempat tidur, RSUD juga akan melengkapi alat kesehatan dan dokter spesialis.
 
Keberdaaan dokter spesialis yang akan didukung dengan ketersediaan alat kesehatan yang memadai akan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan siap menjadi Rumah Sakit tujuan rujukan daerah lain,” harap Syaiful.
 
Bangunan lama terdiri dari 218 tempat tidur dan bangunan yang baru 250 tempat tidur. Jika proses pelaksanaan pembangunan RSUD selesai, akan menambah jumlah tempat tidur menjadi 468 tempat tidur yang terbagi menjadi beberapa kelas seperti kelas I, kelas II, kelas III hingga VVIP.
Penghargaan Pusat
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai masuk dalam top 99 (ninety nine) karya inovasi pelayanan publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara  (Kemenpan) RI. RSUD Dumai menjadi satu-satunya institusi Pemerintahan di Riau bahkan di Pulau Sumatera di tahun 2014 ini yang ikut berkompetisi menyampaikan inovasi teranyarnya.
 
Adalah Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS) yang terkomputerisasi, yang membuat RSUD Dumai berhasil masuk ke dalam top 99 karya inovasi terbaik menyingkirkan 515 kompetitor se-Indonesia. Sebenarnya Banda Aceh juga masuk dalam top 99 namun bukan untuk inovasi pelayanan publik melainkan pada kelompok peningkatan kapasitas kinerja aparatur.
 
Penghargaan karya inovasi top 99 (ninety nine) itu disampaikan Kemenpan RI melalui surat  nomor B1341/d.IV/PAN.RB/3/2014 tertanggal  Maret 2014, di seluruh Indonesia karya inovasi SIMRS RSUD Dumai berada diurutan 70 versi Kemenpan.
 
"Penghargaan top 99 inovasi pelayanan publik ini diberikan karena kita dinilai telah melakukan terobosan atau penyederhanaan di bidang aturan, pendekatan, prosedur, metode, maupun struktur organisasi pelayanan yang manfaatnya mempunyai nilai tambah di segi kualitas pelayanan," ujar Direktur RSUD Dumai.
 
Tahap pertama, diawali dengan desk evaluasi terhadap semua proposal yang masuk oleh tim evaluasi yang terdiri dari Pakar Independen  di awal tahun 2014 lalu. Setelah masa pendaftaran dilakukan dari tanggal 2 Januari – 11 Februari 2014, terinventarisasi 515 proposal inovasi dari Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Selanjutnya terhadap proposal tersebut dilakukan 2 tahap seleksi presentasi dan wawancara.
 
Ia menjelaskan salah satu keunggulan SIMRS adalah berhasil melakukan penyederhanaan terhadap seluruh rangkaian aktivitas di rumah sakit yang tersusun secara rapi dan sistematis melalui sistem komputerisasi. Dampak langsung yang dirasakan pelayanan yang diberikan lebih efisien, cepat, mudah dan transparan.
 
Sejak tahun 2009, RSUD Kota Dumai telah memulai menggunakan SIMRS  diawali dengan penggunaan Aplikasi Registrasi/Pendaftaran dan Pembayaran (Kasir) tagihan pasien. Tahun-tahun berikutnya, keberadaan SIMRS terus diupdate dengan varian tambahan aplikasi lainnya menyentuh keseluruh divisi dan departemen yang ada di rumah sakit  mulai dari Logistik, Aset, Akutansi Keuangan, Laboratorium, Assembling, Filling, Kepegawaian, Radiologi, Gizi dan aplikasi Farmasi. 
 
Dalam perjalanannya pembaharuan demi pembaharuan terus dilakukan hingga akhirnya RSUD meluncurkan kartu berobat elektronik kartu identitas pasien yang akan berobat dengan sistem 'barcode' rekam medik.
 
Penerapan Kartu Identitas Berobat menggunakan sistem barcode, ketika itu adalah yang pertama di Provinsi Riau, dengan kartu sistem barcode rekam medik menggunakan infrared, untuk mengakses kode yang sudah terprogram di kartu.
 
"Penggunaan kartu berobat elektronik ini lebih memudahkan para pasien mendapatkan pelayanan di rumah sakit, itu merupakan wujud fisik inovasi pelayanan yang sampai ke masyarakat, pengguna lebih merasa puas karena dapat memahami biaya-biaya yang muncul secara jelas, serta mendapatkan pelayanan lebih cepat dan tidak lagi melakukan pendaftaran manual," ujarnya.
 
Dikatakan Syaiful, keunggulanan lainnya dari penerapan SIMRS terpadu memudahkan pihak rumah sakit untuk melakukan pengawasan, pengukuran kinerja depatemen serta evaluasi-evaluasi disetiap lini. Hal itu sangat dimungkinkan karena SIMRS memuat seluruh rangkaian data dan kegiatan rumah sakit mulai dari data pengunjung, penggunaan obat, pemakaian kamar, biaya-biaya, penerimaan dan pendapatan dan lain sebagainya.(adv/zul)
Dia menambahkan dengan penggunaan SIMRS angka kunjungan pasien di RSUD Kota Dumai terus mengalami peningkatan. Angka kunjungan rawat jalan dari tahun 2009-sekarang lebih kurang 300-400 pasien perhari yang dilayani oleh lebih kurang 18 dokter spesialis, angka rawat inap antara 150-200 pasien perhari dengan kapasitas 218  tempat tidur.  
 
"Dengan adanya SIMRS ini, dampak yang terasa disaat ini  tingkat kepercayaan masyarakat terhadap RSUD meningkat. Sebelumnya, banyak yang lebih memilih RS swasta namun  saat ini masyarakat telah menjadikan RSUD sebagai destinasi tempat berobat baik lokal maupun regional," tukasnya. 
 
Sasar Akreditasi Tipe B
Berbagai prestasi telah diraih RSUD Kota Dumai dalam usia memaski ke-15 ini. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak sejak 2010, yang kemudian diikuti dengan ditetapkannya RSUD Dumai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau ,sebagai rumah sakit rujukan regional untuk Wilayah Bengkalis, Siak dan Rokan Hilir.
 
Baru-baru ini, RSUD Dumai masuk top 99 versi Kemenpan RI setelah berhasil membuat terobosan dalam inovasi pelayanan publik melalui SIMRS yang terkomputerisasi. Segudang prestasi tersebut semakin menguatkan tekad rumah sakit terbesar nomor 2 di  Riau setelah RSUD Arifin Ahmad untuk mendapatkan  akreditasi Tipe B dari Kementrian Kesehatan RI.
 
Direktur RSUD Dumai, dr Syaiful menilai RSUD Kota Dumai saat ini, layak menyandang akreditasi tipe B. Pasalnya, seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas tenaga medis sudah terkondisikan dengan baik. "Mulai dari persiapan ruang rawat inap hingga dukungan dokter spesialis sudah dimiliki oleh RSUD Dumai. Alasan tersebut, menjadi kekuatan bagi RSUD untuk menyandang akreditasi tipe B," jelas Direktur RSUD Dumai, dr Syaiful.
 
Guna mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Dumai, melalui APBD Kota Dumai dengan sistem proyek tahun jamak telah menggelontorkan dana sebesar Rp42 miliar untuk pembangunan ruang rawat inap Kelas I, II dan III. 
 
Di atas lahan seluas 1,5 hektar besebelahan dengan ruang rawat inap yang lama, akan berdiri bangunan baru dengan kapasitas ruang rawat inap 250 tempat tidur. Artinya, jika proyek itu terealisasi daya tampung pasien rawat inap di RSUD Dumai meningkat dua kali lipat mencapai 468 tempat tidur sebab saat ini RSUD Dumai hanya memiliki 218 tempat tidur.  
 
"Pembangunan ruang rawat inap ini untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembangunan gedung baru ruang rawat inap kelas I, II dan III ini  guna mensukseskan program jaminan kesehatan kota Dumai. Saat ini, permintaan rawat inap di RSUD Dumai terus mengalami peningkatan. Tidak hanya bagi warga Dumai, tetapi warga daerah tetangga seperti Rohil, Bengkalis dan derah lain sudah melakukan rujukan kemari," ujar Syaiful.
 
Tidak hanya menambah tempat tidur, RSUD juga akan melengkapi alat kesehatan dan dokter spesialis. Dikatakan RSUD Dumai telah memiliki sebanyak 18 orang dokter spesilis dan kemudian masih ada 2 dokter spesialis lagi yang posisinya sedang menjalani pendidikan. "Keberdaaan dokter spesialis yang akan didukung dengan ketersediaan alat kesehatan yang memadai akan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," ungkapnya.
 
Berbagai pembenahan di RSUD baik fisik dan non fisik yang diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan di semua lini dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus sebagai laluan  untuk mendapatkan Akreditasi Tipe B.
 
Dikatakan Syaiful, pengusulan peningkatan klasifikasi RSUD Dumai dari tipe C ke B itu, telah disampaikan ke Kementerian Kesehatan RI, dengan menyerahkan berkas permohonan yang dilengkapi berbagai data pendukung kelaikan menyandang Klasifikasi tipe B. ''Alhamdulillah, dari usulan yang kita sampaikan ke Kementerian Kesehatan RI di Jakarta belum lama ini disambut positif oleh pihak Kementerian. Dalam waktu dekat, pihak kementerian akan menurunkan tim untuk melakukan penilaian langsung terkait usulan akreditasi tipe B,'' katanya
Menurutnya, dengan meningkatnya status RSUD Dumai, tentu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga bakal lebih baik. sehingga dapat mensukseskan Visi Dumai Sehat 2015.(adv/zul)