DALAM RANGKA PERINGATAN HPN 2015

PWI Meranti Gelar Pelatihan Jurnalistik Sastra

PWI Meranti Gelar Pelatihan Jurnalistik Sastra

SELATPANJANG (HR)- Sempena peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2015, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Meranti, Kamis (4/6), menggelar Pelatihan Jurnalistik Sastra, digelar di Kopi Tiam and Resto Jalan Diponegoro Selatpanjang.

Kegiatan yang bertemakan 'Kemerdekaan Pers dari Rakyat untuk Rakyat Pers Sehat Bangsa Hebat' ini juga diikuti seluruh wartawan yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Meranti, menghadirkan nara sumber M Taufik Ikram Jamil.

Ketua Panitia Pelaksana, Taufik Hidayat mengatakan dalam penulisan jurnalistik sastra itu memang sangat berat. Namun tentunya dengan pelatihan ini akan menambah pengalaman dan hal baru terutama wartawan baru bertugas.

"Ini memang berat, namun dalam mitos dunia wartawan, jika tidak bisa menulis tulisan panjang itu dianggap belum sukses jadi wartawan. Seperti kita ketahui, seorang wartawan hanya melukis dengan kata-kata, bagaimana orang bisa tersentuh di saat membaca tulisan kita, dan pelukisan dengan gaya feature ini merupakan suatu ilusi bagi seorang wartawan," ungkap pria yang akrab disapa Atan Lasak itu.

Sementara itu, Taufik Ikram Jamil mengatakan, anggap saja pelatihan jurnalistik ini sebagai sumber tukar menukar pikiran antara satu sama lainnya. Dan penulisan jurnalistik sastra itu juga, merupakan tulisan menarik, dan sangat mudah dipahami oleh pembaca.

" Di Indonesia, kalau dikatakan ada jurnalistik sastra sudah pasti ada,namun jarang terlihat. Namun yang lebih dekat dengan jurnalistik sastra itu adalah tulisan dalam bentuk feature," ujar Taufik.
Diterangkan juga olehnya, bahwa Jurnalistik Sastra adalah jenis tulisan jurnalistik yang teknik dan gaya penulisannya menggunakan cara yang biasa dipakai dalam karya sastra, misalnya seperti dalam cerpen atau novel.

"Jurnalistik sastra itu juga menyajikan jurnalisme yang lebih menarik dibaca, menyentuh emosi pembaca, dan memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai daerah atau tokoh tertentu," sebutnya.
Lebih jauh diterangkannya, Jurnalistik Sastra itu merupakan sebuah karya tulis yang mengorganisir data menjadi simbol. berbeda dengan tulisan ilmiah. Namun, dasar penulisannya tetap mengacu pada 5 W 1 H.

Sementara itu, Ketua PWI Kepulauan Meranti, Ahmad Yuliar mengatakan, bahwa penulisan jurnalistik sastra memang perlu dikembangkan dan dipertahankan apalagi bagi koran atau majalah yang saat ini nilai baca masyarakat sangat rendah.(ran)