SDN 21 Harapan, Kecamatan Sungai Apit

Siswa Pakai Meja dan Bangku Rusak, Lantai Gedung Amblas

Siswa Pakai Meja dan Bangku Rusak, Lantai Gedung Amblas

Pemerintah seharusnya membidik sekolah-sekolah di pelosok terkait kekurangan bangunan dan fasilitas sekolah. Apalagi, alokasi dana pendidikan mencapai 20 persen. Namun, sayangnya, tidak semua anak-anak menikmati fasilitas pendidikan.

Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 21 Harapan, Kecamatan Sungai Apit. Kondisi sekolah satu ini cukup memprihatinkan. Lantai ruang majelis guru amblas alias turun ke bawah, karena tidak padatnya tanah penimbunan waktu pengerjaan dulu. Selain itu, sekolah yang satu ini belum juga tersentuh bantuan dari pemerintah.

Dijelaskan Kepala Sekolah SD Negeri  21 Harapan,Kecamatan Sungai Apit Syamsir, sekolah sangat berharap bantuan pemerintah untuk pembangunan di sekolah ini. Karena SDN 21 Harapan, betul-betul membutuhkannya.

"Kita sangat mengharapkan lantai ruang majelis guru direhab, karena lantai tersebut sudah amblas alias turun ke bawah. MEja guru jadi miring-miring letaknya, sehingga para guru kurang nyaman dengan keadaan meja tersebut. Selain itu, ruang terlalu sempit atau  sesak, karena belum adanya pembangunan untuk ruang majelis guru. Ruang majelis guru menyatu dengan ruangan kepala sekolah," ujar Syamsir.

Lanjut Syamsir, kalau  lantai direhab dan ruangan majelis guru dibangun, pasti para guru bisa lebih maksimal dalam menjalankan tugasnya. "Segala upaya kita telah sampaikan, proposal sudah kita ajukan setiap tahunnya, tapi belum juga ada tanggapan sampai sekarang," jelas  kepala SDN 21 itu.

Menurut informasi di lapangan,  amblasnya lantai ruangan kepala sekolah yang di tempati sementara oleh 17 guru itu sudah terjadi bertahun-tahun. Namun hingga saat ini belum ada perehaban dari pemerintah.

Selain kondisi ruangan, siswa SDN 21 Harapan, hingga kini masih menggunakan bangku dan meja rusak, sehingga anak murid merasa tidak nyaman saat mengikuti mata pelajaran.

"Setiap bangku dan meja yang patah atau pun sudah goyang, kami perbaiki. Mana yang patah ya kita paku, serta mana yang sudah goyang-goyang ya kita ganjal dengan papan lalu kita paku biar tahan, supaya para siswa lebih nyaman saat mengikuti pelajaran," jelas Syamsir.

Diakui SYamsir, gedung sekolah yang dipimpinnya sudah bagus, katanya, hanya saja masih banyak kekurangan-kekurangan yang sebaiknya dilengkapi supaya anak-anak merasa nyaman saat belajar.

"Masih banyak kekurangan di sekolah kami, seperti semenisasi halaman sekolah, toilet yang tidak bisa digunakan dan pintu gerbang. Semeninasi dibutuhkan karena becek kalau musim hujan," katanya.

Lanjut Syamsir mengatakan, namun yang paling mendesak adalah bangku dan meja sekolah anak-anak. Yang rusak terdapat di kelas 1 dan kelas 3. Karena itu pihak sekolah  mengharapkan pemerintah daerah segera melengkapi kekurangan tersebut.

"Sejak berdiri sekolah ini hanya 1, 2 dan 3 kelas dan bangku dan mejanya sampai sekarang belum juga pernah diganti. Tentunya hal ini sudah saya sampaikan kepada pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak, bahkan sudah pernah juga kita ajukan proposal tetapi sampai sekarang belum juga ada respon atau terealisasi," pungkas Syamsir.

Sementara itu kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Selamat ketika dihubungi melalui telpon selulernya membantah kalau sekolah tersebut tidak mendapat perhatian dari pemerintah.

"Siapa bilang tak ada perhatian ke sekolah itu. Tahun kemarin saja sudah dibangun 4 lokal. Memang iya ruangan guru sampai saat ini belum dibangun, dan bangku yang rusak juga belum diperbaiki, ini semua sudah diusulkan tahun ini akan dibangun. Untuk atap yang bocor itukan bisa mengunakan anggaran dana BOS, biar besok pagi saya ke sekolah itu," tegasnya.***