Korban Narkoba

Siswa SMP Ujian di BNK

Siswa SMP Ujian di BNK

BANGKINANG (HR)- Salah seorang siswa kelas II SMP berinisial IN (14), yang menjadi korban narkoba, akan mengikuti ujian kenaikan kelas di kantor Badan Narkotika Kabupaten Kampar. Guru sekolah bersangkutan akan datang ke BNK untuk mengawasi proses ujian kenaikan kelas bagi korban.

Demikian diungkapkan Kepala BNK Kampar, Djanuarel, Jumat (29/5). “Ada satu orang residen (korban narkoba yang direhab), melaksanakan ujian kenaikan kelas disini (BNK, red),” ujar Djanuarel.

Dijelaskan Djanuarel, korban IN saat ini sedang menjalani proses rehabilitasi di kantor BNK. Proses rehabilitasi ini sudah dijalaninya sejak 2 bulan lalu. “Perkembangan kesembuhannya  cukup bagus dan hampir pulih,” ujar Djanuarel.

Hanya saja kata Djanuarel, ketika ujian kenaikan kelas tiba, korban enggan kembali ke rumah dan sekolahnya, karena ia khawatir  bila berkumpul dengan lingkungannya (teman-temannya) lagi, bisa  terpengaruh kembali. "Kita (BNK) merespon ini, makanya beberapa waktu lalu kita menghubungi pihak sekolah meminta  agar yang bersangkutan ujian kenaikan kelas di BNK, dan pihak sekolah menyetujuinya, pihak sekolah siap mendatangkan petugas ujian ke BNK,” ujar Djanuarel.

Djanuarel menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah yang telah bersedia menyelenggarakan ujian bagi korban IN di BNK. "Sikap pendidik seperti inilah yang tepat, untuk menghadapi dan membimbing siswa-siswa yang kebetulan menjadi korban narkoba. Kita berharap guru atau sekolah lain juga bisa mencontoh ini," ujarnya.

Disampaikan Djanuarel, pada dasarnya anak yang menjadi korban narkoba bukan semata-mata kesalahannya, tapi  mereka  juga korban dari orang  tua  yang salah membimbing, korban petugas yang belum bisa membasmi narkoba. “Ini tugas kita bersama, untuk menyelamatkan    generasi muda dari bahaya narkoba,” ujarnya.

Disamping IN yang sedang di rehabilitasi di BNK Kampar, sekarang masih ada siswa lain yang menjalani rehab di BNK yakni, 3 orang dari salah satu SMK. Mereka menjalani rehabilitasi pada malam hari, pagi pergi sekolah. Mereka juga  ujian  kenaikan kelas tetap di sekolah. Sebelumnya juga  ada empat siswa SMK dan yang direhabilitasi dan sekarang sudah pulih dan telah kembali ke orang tua mereka. (oni)