Petani Langsat Permai Masih Kesulitan Air

Habiskan Rp600 Ribu Beli BBM, tapi Sawah Belum Bisa Ditanami

Habiskan Rp600 Ribu Beli BBM, tapi Sawah Belum Bisa Ditanami

Walaupun sudah turun hujan beberapa hari ini, namun air untuk memenuhi kebutuhan sawah para petani di Langsat Permai masih kurang. Petani harus bekerja keras lagi untuk memompa air dari irigasi yang dibuatkan oleh Bina Marga dan Perairan Kabupaten Siak.

"Petani di kampung ini masih kekurangan air dan masih kekeringan, sehingga para petani belum bisa melakukan penyemaian atau penanaman padi di sawah mereka. Untuk mencukupi kebutuhan air sawah, kelompok tani atau gapoktan sendiri sudah melakukan pemompaan air dengan mesin 3 incci dan sudah menghabiskan Rp600 ribu buat beli BBM. Namun air yang dipompa masih kurang dan belum bisa memenuhi kebutuhan para petani," ungkap Supardiono, kepala Dusun III, Kampung Langsat Permai, kemarin.

Semakin keringnya sawah petani, membuat para petani sendiri kebingungan untuk melakukan penanaman padi. Jangankan padi, ditanami palawija kemungkinan besar juga belum tentu berhasil.

"Sawah petani kita saat ini benar-benar kekeringan. Jalan satu-satunya adalah mengambil air dari Sungai Siak. Apalagi irigasi menuju Sungai Siak sudah ada tinggal pompanisasi saja. Maka dari itu kami berharap Pemda memberikan bantuan mesin pompanisasi yang besar kira-kira ukuran 6 inchi untuk menaikkan air dari Sungai Siak," ujar Diono penuh harap.

Hal senada juga diungkapkan Sukarno, Ketua Gapoktan Bungaraya. Para petani, katanya, saat ini memang sangat kesulitan air, bukan langsat permai saja yang kesulitan. Tak hanya Langsat Permai saja yang kekeringan, beberapa kampung seperti Jayapura, Buatan Lestari dan Dayang Suri juga mengalami hal yang sama. Sampai saat ini petani belum melakukan penanaman atau penyemaian padi.

"Jalan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan petani akan air ya dari Sungai Siak. Kalau nanti pompa air yang dijanjikan dari propinsi terealisasi di Bungaraya, saya rasa petani tidak akan kesulitan air lagi. Mudah-mudahan pompanisasi di Bungaraya  yang kita harapkan bisa segera terealisasi dan petani tidak kelabakan lagi, karena air dari Sungai Sim-sim tidak bisa diandalkan lagi," harapnya.

Kepala UPTD BMP Bungaraya Isran mengatakan sebelumnya sudah mensurvei sawah pertanian milik warga Langsat Permai. HAsil survei ternyata dataran sawah yang dimiliki para petani cukup tinggi, sehingga sangat sulit untuk melakukan pemompaan air. Kalaupun bisa air akan segera habis.

"Dataran sawah disana cukup tinggi, kalau datarannya rendah dari awal saya buat pintu air disana. Kita juga sudah berusaha seoptimal mungkin untuk mengali irigasi dari SMK menuju ke sawah petani, namun air pun belum bisa disalurkan karena pompanisasi belum ada. Jadi jalan satu-satunya air dari Jatibaru  yang diambil dari suplei areal Sim-sim. Untuk jangka panjang pompanisasi pengambilan air dari Sungai Siak, dan kalau masalah pompanisasi itu bukan sama BMP tapi sama Dinas Pertanian," jelasnya.

Sementara itu Kepala UPTD Pertanian dan Holtikultural Suwanto mengatakan sampai saat ini dari Kelompok Tani Langsat Permai belum mengajukan pompanisasi 6 inchi. Kalau dari kelompok itu mengajukan dengan membuat proposal tentunya akan dibantu.

"Masalah pompanisasi 6 incsi yang mereka butuhkan, sampai saat ini tidak ada pengajuan ke kami. Kalau belum ada pengajuan, kami tidak berani bantu-bantu begitu saja. Karena uang yang dipakai untuk beli mesin ini uang rakyat, jadi harus digunakan tepat sasaran.

Selama ini untuk bantuan kepada petani akan pompanisasi dibungaraya yang ukuran 3-4 inchi sudah 30 lebih. Jadi kami rasa kalau masalah pompanisasi yang dibutuhkan petani selalu dipenuhi," jelasnya.

Untuk lebih lanjut, Suwarno mempersilakan para petani menghubungi penyuluh. Apa-apa saja yang dibutuhkan, katanya, silahkan usulkan.

"Kami rasa segala kebutuhan petani di Bungaraya sudah terealisasi 100 persen. Segala permintaan petani terpenuhi, jangankan pompa air, mesin tananam padi yang  petani minta saja yang harganya samapai  Rp100juta juga sudah terpenuhi. Ditambah lagi bantuan mesin tanam padi  24 unit. Kami berharap kepada petani agar bekerjasama dengan kami dan selalu beroordinasi apa bila ada masalah di lapangan," pungkasnya. ***