Longsor, Satu Kampung di Suliki Terisolir

Longsor, Satu Kampung  di Suliki Terisolir

LIMAPULUHKOTA (HR)-Bencana tanah longsor kembali menimpa Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Kamis (21/5). Sebelumnya, musibah air bah juga melanda kawasan yang sama, tepatnya di Jorong Mudiak Liki, Nagari Kurai.

Tanah longsor yang terjadi Kamis (21/5) dinihari itu menutup akses jalan masyarakat menuju Jorong Mudiak Liki. Setidaknya, sepanjang 200 meter badan jalan, tertimbun material longsor. Begitu juga, tiga tiang listrik turut condong setelah ditimbun material longsor.

“Material longsor berupa tanah bercampur lumpur serta kayu tumbang, menutupi badan jalan setinggi 3 meter. Akibatnya, jalan utama menuju Jorong Mudiak Liki tidak bisa dilalui kecuali dengan berjalan kaki,” ujar Camat Suliki, Riky Edwar, Kamis (21/5) siang.

Selain akses transportasi masyarakat terputus, setidaknya ada  460 kepala keluarga di Jorong Mudiak Liki jadi terisolir. “Ada 460 KK di seberang kampung Mudiak Liki. Mereka tidak bisa lagi keluar masuk kampung dan terisolir. Di samping itu, longsor juga telah melumpuhkan perekonomian masyarakat di sana,” tambahnya.

Diguyur Hujan
Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Nasryanto menjelaskan, tanah longsor di Jorong Mudiak Liki disebabkan tebing bukit yang berada di pinggir jalan runtuh setelah diguyur hujan lebat.

“Sebelum kejadian, hujan deras sempat mengguyur  Jorong Mudiak Liki. Karena debit air cukup tinggi, sehingga meruntuhkan tebing bukit dan materialnya langsung menutupi jalan utama menuju Jorong Mudiak Liki,”ungkapnya.

Material longsor, menutupi jalan sepanjang 200 meter dengan unggukan setinggi 3 meter. “Setelah mendapat kabar adanya tanah longsor, petugas langsung dikerahkan ke lokasi kejadian,” kata Nasryanto.

Selain menimbun jalan, material longsor turut menutupi beberapa petak sawah warga yang berada di pinggir jalan. Pada Kamis pagi, BPBD Limapuluh Kota dibantu petugas Camat Suliki dan masyarakat setempat saling bergotong royong untuk membersihkan material longsor dari badan jalan.

“Chainsaw dan golok digunakan untuk memotong pohon kelapa, mahoni, surian dan pohon lainnya  yang terbawa material longsor. Alat berat turut dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor dari badan jalan,” ujarnya lagi.

Satu unit alat berat Eskavator milik Dinas PU Kabupaten Limapuluh Kota dikerahkan untuk membersihkan material longsor. Seluruh material longsor, diangkut oleh 8 truk dan dibuang sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian.

“Karena sekitar lokasi hanya terdapat bukit dan persawahan masyarakat, sehingga tidak ada lokasi sebagai tempat pembuangan material longsor. Terpaksa, material longsor dibuang ke tempat lain sekitar 1 kilometer dari lokasi,”jelas Nasryanto.

Nasryanto memperkirakan, untuk membersihkan material longsor di badan jalan, setidaknya membutuhkan waktu selama dua hari ke depan. Hal tersebut disebabkan, keterbatasan alat untuk membersihkan material tersebut.

“Kami tidak memiliki alat canggih untuk membersihkan material longsor yang telah menutupi badan jalan. Untuk itu, kita telah berkoordinasi dengan dinas lain untuk menurunkan alat berat sebagai tanggap darurat. Alhamdulilah, hanya 1 unit alat berat yang tersedia. Itu sebabnya, kenapa pembersihan material ini membutuhkan waktu lama,”ujarnya lagi.

Dikatakannya, selama dua hari ke depan BPBD Kabupaten Limapuluh Kota akan berada di lokasi kejadian sebagai tanggap darurat bencana. “Sampai sekarang, longsor tidak menimbulkan korban jiwa. Selama dua hari ke depan, kita tetap berada di lokasi,”jelasnya.

Sementara Wakil Bupati Limpuluh Kota, Asyirwan Yunus berharap masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, terutama yang berada di kawasan rawan bencana  agar tetap waspada terhadap bencana.
“Akhir-akhir ini, curah hujan cukup tinggi. Kita harap masyarakat yang berada di kwasan rawan bencana terutama tanah longsor agar tetap waspada,”pintanya. (h/ddg)