Indeks Integritas Pelaksanaan UN SMA/MA/SMK

Terbaik Provinsi, Peringkat 29 se-Indonesia

Terbaik Provinsi, Peringkat 29 se-Indonesia

DUMAI (HR)-Pelaksanaan Ujian Nasional jenjang SMA/MA/SMK tahun pelajaran 2014/2015 membawa anugerah bagi Kota Dumai. Betapa tidak, selain terbaik di Provinsi Riau, indeks integritas ujian nasional (IIUN) memperoleh peringkat 29 dari 514 kabupaten/kota se Indonesia.

Hebatnya lagi, dalam 34 besar daerah yang dirilis, Kota Dumai satu-satunya mewakili Riau.

Informasi disampaikan Kadisdik Kota Dumai, H Syaari MP, IIUN ini dinilai langsung oleh Kemendikbud yang mengacu pada pelaksanaan ujian nasional.

Untuk jenjang SMA/MA dan SMK, Kota Dumai mendapatkan IIUN terbaik se Riau dengan dinilai 69,03. Diikuti oleh Kota Pekanbaru dengan nilai 68,28, serta ditutup oleh Kabupaten Kepulauan Meranti yakni nilai 49,41.

Sedangkan, untuk IIUN se Indonesia, Kota Dumai mendapatkan peringkat 29 dan menjadi satu-satunya mewakili Riau untuk 34 besar kabupaten dan kota se-Riau. Untuk peringkat pertama diraih oleh Kota Yogyakarta, diikuti Kota Pangkal Pinang, Kota Magelang dan seterusnya.

"Alhamdulillah, prestasi IIUN terbaik se-Riau dengan peringkat 29 se-Indonesia ini berkah kerja keras pihak sekolah khususnya tenaga pendidik dalam menanamkan nilai kejujuran kepada anak didiknya," ujar Syaari saat ditemui Haluan Riau, Rabu (20/5).

Syaari didampingi Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan, H Misdiono , mengatakan, IIUN se Riau rata-rata 63,28 dan Kota Dumai menjadi yang terbaik dengan nilai 69,03.

Menurutnya, IIUN merupakan tolok ukur pelaksanaan UN yang jujur. Ini langsung dinilai oleh Kemendikbud berdasarkan pola jawaban UN dari seluruh peserta UN di satu sekolah. Hasil Ujian Nasional (UN) dianalisa, dari situ dilihat jawaban (di suatu sekolah) terpola atau tidak terpola.

Setelah diketahui apakah terpola atau tidak, selanjutnya ditentukan apakah siswa-siswa di suatu sekolah menjawab sendiri-sendiri atau bersama-sama. Dari situ bisa kelihatan di sekolah ini jawabannya tanpa pola, sehingga kelihatan siswanya jawabnya sendiri-sendiri atau jawabannya terpola yang berarti sama-sama.

"Jika jawabannya terpola, berarti pelaksanaan UN tidak jujur karena ada indikasi dikerjakan bersama-sama atau ada bantuan pihak lain. Sebaliknya, jika jawabannya acak atau tidak terpola, berarti pelaksanaan UN jujur dan dikerjakan secara sendiri olah peserta didik," terangnya.

Indeks integritas bagi siswa ini lebih penting dibandingkan nilai berupa angka. Apalah artinya nilai UN tinggi jika IIUN rendah. IIUN juga sebagai tindak lanjut program Kemendikbud dengan menjadikan UN tidak lagi menjadi faktor penentu kelulusan siswa.

Lebih lanjut dikatakan Syaari, IIUN ini dikirimkan oleh Kemendikbud kepada kepala daerah sebagai hasil pemetaan pendidikan nasional. Dengan diketahuinya hasil UN dan IIUN ini diharapkan dapat mendorong sekolah-sekolah di berbagai daerah juga pemangku kepentingan pendidikan di daerah tersebut untuk lebih berprestasi dan berintegritas.

Hasil pemetaan ini bisa menjadi media untuk menghilangkan praktik kecurangan dalam pelaksanaan UN. “Dari IIUN tersebut terlihat daerah mana saja yang berintegritas dan yang tidak,” bebernya.

Dengan modal integritas ini intervensi yang akan dilakukan untuk daerah lebih mudah daripada intervensi bagi daerah yang memiliki nilai UN tinggi tapi integritasnya rendah.

Tambah Syaari, nantinya kepala sekolah yang sekolahnya memiliki nilai IIUN tinggi di daerah tersebut, akan dipanggil ke Jakarta untuk diberi apresiasi. Namun, sekolah di Kota Dumai yang mendapat nilai tertinggi belum dikirimkan Kemendikbud.

Ia berharap nilai IIUN ini bisa menjadi suatu kebanggaan daerah ke depannya. "Kalau sudah disampaikan kita, langsung kita beritahu sekolah bersangkutan. Kedepannya nilai IIUN ini akan menjadi semacam insentif, bangga karena akan dikenal sebagai daerah dengan integritas tinggi," imbuh Misdiono.***