Setelah STAIN

Bengkalis Incar IAIN

Bengkalis Incar IAIN

BENGKALIS (HR)-Meski baru resmi menyandang status negeri, Direktur Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis, Profesor Syamsunizar, bertekad untuk mewujudkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkalis.

“Berkat bantuan kita bersama, dengan keikhlasan dan bimbingan Pak menteri, kita tidak ingin berlama-lama menjadi STAIN. Sebelum Pak Menteri berakhir masa jabatan, kami berkekad mewujudkan IAIN Bengkalis,” ungkap Syamsunizar pada saat peresmian STAIN Bengkalis, Kamis (7/5).

Profesor asal Desa Teluk Pambang ini menyatakan keyakinannya untuk mewujudkan IAIN, setelah melihat dukungan seluruh pihak, baik itu dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Pemerintah Provinsi Riau dan seluruh masyarakat Bengkalis.

Lebih lanjut Syamsunizar, mengatakan keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis yang berada di kawasan terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berhadapan langsung dengan negara jiran, maka kami tidak akan memalukan anak bangsa dengan kokohnya moralitas dan intelektualitas.

Dikatakannya, saat pertama berdiri pada tahun 1998 STAI Bengkalis merupakan yayasan yang dikembangkan oleh Dr Asyari Nuri, yang secara sukarela menyerahkan jerih payahnya kepada pemerintah dan negara. Hal ini dilakukan agar anak bangsa di Negeri Junjungan Kabupaten Bengkalis ini dapat mengecap pendidikan berkualitas dan bergengsi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak suka dan duka serta titisan air mata untuk mengembangkan lembaga pendidikan STAI Bengkalis ini. Berangkat dari keingingan untuk mengangkat anak negeri yang terlalu jauh untuk datang ke pusat provinsi, namun lebih dekat dengan negara tetangga. Dengan kesungguhan dan niat yang ikhlas, meskipun kala itu SPP hanya sebesar Rp 500 ribu, kami menampilkan bukan hanya SPP murah, tapi pantang disebut untuk pendidikan murahan.

“Titis air mata, kesedian, canda tawa, kepedihan, semua itu terobati, ketika Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin membubuhkan tanda tangan pada hari Jumat, 19 September 2014, yang menandai perubahan status STAI menjadi negeri,” ujarnya Syamsunizar .

Dikatakan Direktur STAIN Bengkalis, Seiring perjalanan waktu, saat ini STAIN Bengkalis sudah dimasukan dalam sistem penerimaan mahasiswa nasional. Ternyata mahasiswa yang berminat untuk masuk ke STAIN Bengkalis sangat besar, hal ini terlihat dari tinggi animo calon mahasiswa dari berbagai daerah.

“Alhamdulillah dari 460 kuota STAIN, sejauh ini sudah 420 yang sudah mendaftarkan diri. Ini membuktikan bahwa keberadaan STAIN Bengkalis sudah dikenal dan diminati oleh calon mahasiswa dari penjuru daerah,” tandas putra asal kecamatan Bantan ini.

Tidak Ada Alasan
Menyikapi harapan yang disampaikan Direktur STAIN Bengkalis, Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin menegaskan, sesungguhnya harapan itu tergantung pada seluruh civitas STAIN itu sendiri. Kalau segala prasyaratan untuk menjadi IAIN dengan segera dipenuhi, maka tidak ada alasan baginya untuk tidak memenuhinya.

“Saya kembalikan harapan itu kepada kita semua, dan saya optimis hanya hitungan tahun status itu dapat tercapai,” ujar Menag.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, jumlah masyarakat miskin dan kelas sosial rendah yang belum berkesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi masih cukup banyak. STAIN menyediakan diri sebagai jembatan mobilitas sosial bagi anak-anak muslim untuk bisa mengakses pendidikan tinggi. (man)