Konsumsi Naik, LPG 3 Kg Mulai Langka

Konsumsi Naik, LPG 3 Kg Mulai Langka

DUMAI (HR)-Pasca naiknya harga elpiji 12 Kg sejak beberapa waktu terakhir, mengakibatkan beberapa usaha kelas menengah ke atas beralih menggunakan elpiji 3 Kg. Sehingga, gas kemasan kecil itu menjadi langka di pasaran karena susah diperoleh.

"Harga elpiji 12 Kg lebih mahal dibandingkan gas LPG 3 Kg. Mengakibatkan banyak usaha dengan golongan kelas menengah atas juga banyak beralih menggunakan gas elpiji 3Kg yang sebenarnya hanya diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga masyarakat dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," ucap Zulkarnaen, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Dumai, Selasa (5/5).

Seharusnya, dengan kenaikan harga elpiji 12 Kg juga harus disertai oleh adanya kenaikan harga elpiji 3 Kg. Hal tersebut menimbang agar adanya keseimbangan, dan masyarkat yang memiliki ekonomi menengah ke atas tetap menggunakan elpiji 12 Kg. Sehingga tak perlu beralih menggunakan gas LPG 3 Kg yang semakin hari permintaan kebutuhannya semakin meningkat.

"Dari pihak Disperindag Kota Dumai sendiri, kami sudah mengajukan dan menyurati kepada Disperindag Provinsi Riau agar menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET)  elpiji 3 Kg yang awalnya hanya Rp14.750 dinaikkan menjadi Rp18.000. Tetapi sampai saat ini kami belum menerima balasan dari Provinsi, karena yang berhak menaikkan harga adalah Pemerintah melalui Disperindag Provinsi bukan dari Daperindag Kabupaten/Kota," jelasnya.

Tetapkan HET Baru

Rencananya, lanjut Zulkarnaen, Rabu (6/5), pihaknya akan ke Pekanbaru untuk melakukan rapat terkait usulan penetapan HET elpiji 3 Kg ke Disperindag Provinsi Riau.

"Permintaan kenaikan harga elpiji 3 Kg ini merupakan berdasarkan hasil rapat Disperindag Kota Dumai dengan pihak agen di Kota Dumai dan SPBE di Kota Dumai untuk menaikkan harga elpiji  3Kg menjadi Rp18.000 pertabungnya," ungkapnya.

Menurutnya, suplai elpiji 3 Kg perharinya saat ini hanyalah sebanyak 5.600 tabung perhari. Sementara berdasarkan survei kebutuhan gas LPG 3Kg perharinya di Kota Dumai telah mencapai 7.000 hingga 10.000 ribu tabung per hari.

"Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pendatang baru di Kota Dumai yang bekerja di perusahaan, banyak ya pasangan yang menikah dan dunia usaha baru khususnya dibidang Rumah Makan ataupun usaha makanan lainnya di Kota Dumai," paparnya.

Ditambahkannya, untuk mengurangi agar tidak adanya agen yang menjual gas LpG 3Kg ke pangakalan yang bukan dibawah naungannya, maka dalam minggu ini dari pihak SPBE sendiri akan memberikan tanda warna plastik yang berbeda di kepala tabung gas LPG setiap agen.

"Ini dilakukan agar para agen tidak bermain, dan tidak menjual elpiji di daerah lain, sehingga inilah bentuk dan wujud pengawasan SPBE agar tidak ada terjadinya permainan di lapangan oleh agen, dan dari Disperindag sendiri akan senantiasa siap membantu jika memang dibutuhkan," ujar Kadis.***